Setelah memberikan pengetahuan dan pemanfaatan tamanan obat herbal, Rianti juga mengajak peserta untuk mempraktekan cara meracik ramuan untuk berbagai macam penyakit, seperti diabetes, kolesterol, hingga ramuan untuk menurunkan berat badan.
Menurut Rianti, penanganan penyakit dengan metode obat herbal dapat menjadi alternatif pengobatan keluarga sebelum memutuskan untuk pergi ke layanan kesehatan umum dan mengonsumsi obat-obatan berbahan kimia. “Herbal ini bisa menjadi solusi sebelum mereka berobat ke Rumah Sakit. Jadi masyarakat dilatih untuk dapat mengatasi sendiri kesehatan diri dengan herbal, khususnya untuk kasus yang ringan dan bisa mereka kendalikan,” harap Rianti.
Kedepan Rianti berharap, jika masyarakat sudah mampu mempraktekan teori pemanfaatan tanaman obat herbal untuk kebutuhan diri sendiri, dan melakukan budidaya herbal organik, maka bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian keluarga yang berkelanjutan. Hal ini selaras dengan cita-cita PT Vale dalam mempersiapkan ekonomi Luwu Timur yang stabil pascatambang.
Senior Manager Social Development Program (SDP) PT Vale, Ardian Indra Putra menuturkan, masyarakat Luwu Timur harus mampu menjadi masyarakat yang mandiri dan berdaya saing. “Lewat program UKBM Herbal, masyarakat tidak hanya bisa memanfaatkan tanaman obat dan meminimalisir penggunaan obat kimia, tetapi juga diharapkan mampu melihat peluang bisnis untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan menjaga stabilitas ekonomi Luwu Timur pascatambang,” tuturnya.
Untuk diketahui, Program UKBM Herbal berlangsung sejak 2016 dan menjadi salah satu program unggulan PPM PT Vale. Melalui program ini, masyarakat diberikan pengetahuan mengenai ekologi tanah, herbal dasar, jenis penyakit hingga penanganannya dengan tanaman herbal, pengolahan hasil tanaman berkhasiat obat (TOBAT), kewirausahaan, hingga keterampilan pijat refleksi dan tradisional serta hipnoterapi. Hingga kini total warga yang mengikuti program tersebut mencapai 323 orang, terdiri 299 perempuan dan 24 laki-laki. (*)