LUWU TIMUR,Timuronline – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Luwu Timur, Andi Tabacina Akhmad mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya dugaan pencemaran lingkungan terhadap tumpahan sulfur milik PT. Vale Indonesia di Pulau Mori, Desa Balantang Kecamatan Malili.
Kepada awak media, Andi Tabacina mengungkapkan pihaknya telah mengambil sampel air di lokasi yang ada dugaan tumpahan sulfur dan telah di uji melalui laboratorium.
” Perlu kita ketahui, ada dua sampel yang kita ambil yaitu sampel air dan tanah. Kami sendiri dari DLH menguji sampel air dan hasilnya tidak ada pencemaran. Yang kedua, pihak sucofindo juga menguji sampel tanah dan air, hasilnya pun sama. Dan terakhir, kita masih menunggu hasil dari Unhas yang mengambil sampel untuk tanahnya,” Terangnya, Sabtu (25/09/2021).
Baca Juga :
PT. CLM Bangun Sport Center Ruang Terbuka Hijau di Malili
Atas dugaan pencemaran lingkungan tersebut yang sebelumnya ditemukan pihak Yayasan Konservasi Cinta Laut Indonesia (YKCLI), pihak DLH dan PT. Vale Indonesia pun turun ke lapangan untuk memastikan kebenarannya.
Menurut Ketua YKCLI, Muh. Rezha Dingrah dalam sebuah suratnya tanggal 8 September 2021 lalu, pihaknya menemukan adanya kerusakan lingkungan ekosistem sungai maupun laut. Hal ini berdampak turunnya hasil atau produktifitas nelayan di pesisir.
Hasil Nelayan Turun Karena Cuaca
Namun beberapa fakta terungkap selain tidak di temukannya adanya kerusakan lingkungan atau pencemaran seperti yang dimaksud, pula beberapa nelayan mengungkapkan jika hasil tangkapan mereka tak banyak berubah.
” Baik-baik ji pak (hasil tangkapan,red). Hanya saja beberapa hari terakhir ini memang hasilnya kurang, yah itu karena cuaca buruk dan ombak besar. Makanya jika melaut terkadang hanya sebentar. Kalau ombak sudah mulai besar, terpaksa kita pulang,” Ungkap Anton, salah seorang nelayan di Malili
Hanya saja menurutnya, permasalahan yang ada di nelayan bukan dari adanya pencemaran. Tapi adanya praktek ilegal fishing seperti bom ikan dan sebagainya
” Yang perlu dapat perhatian yakni nelayan yang tidak bertanggung jawab, cari ikan dengan cari bom. Itu yang merusak laut,” Tambahnya.
Senada, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Alimuddin Nasir mengungkapkan jika selama menjabat kepala dinas, dirinya tak pernah mendengar adanya keluhan nelayan terkait dugaan pencemaran lingkungan ini.
” Saya sudah kurang lebih sebulan menjabat kadis, nda ada kok seperti itu. Lagian saya lihat beberapa hari, hasil nelayan yah cukuplah, seperti hari-hari biasanya. Nda banyak yang berubah. Tapi, kita tunggu, kami juga masih mengumpulkan data terkait hasil nelayan ini. Hanya ada beberapa nelayan yang mengeluh karena mereka sering mendapati ada nelayan yang masih pake bom ikan. Nah, kalau yang begini, memang sudah jelas merusak karena karang-karang akan mati.” Pungkasnya. (Red)