LUWU TIMUR, Timuronline – Asisten Administrasi Umum, Ir. Nursih Haerani mewakili Bupati Luwu Timur membuka kegiatan pertemuan Monitoring dab Evaluasi (Monev) Tenaga Pendamping Gizi Desa (TPGD) tingkat Kabupaten Luwu Timur yang berlangsung di Aula Sasana Praja Kantor Bupati Lutim, Kamis (04/08/2022).
Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel, Andi Nurseha, S.Km. M. Kes, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Lutim, Nelly Muallim, Pengurus TP PKK Lutim, perwakilan Camat Lokus TPGD, Kepala Puskesmas lokus TPGD, perwakilan desa lokus TPGD, Tim Aksi Stop Stunting Provinsi Sulsel.
Dalam sambutannya, Nursih Haerani mengatakan, Luwu Timur itu 19,9% tingkat prevalensi stunting dibandingkan dengan provinsi Sulawesi Selatan kita termasuk lebih rendah.
“Alhamdulillah, kita juga termasuk 3 terendah di Sulsel. Ini merupakan pencapaian yang cukup baik. Tetapi ini tetap menjadi pekerjaan kita, karena kita berharap stunting itu nol (zero stunting) di Kabupaten Luwu Timur bahkan di nasional,” ucap Nursih.
Baca Juga:
Pemkab Lutim Presentasi Dokumen Geoheritage Danau Matano dan Sistem Danau Malili di Makassar
Ia melanjutkan, sudah banyak tim yang mendukung program stunting ini. Usia di Dinas P2KB, kemudian ada Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari PKK dan PLKB. Dan sekarang ini, ada Tim Pendamping Gizi Desa.
“Terima kasih kepada adek-adek pendamping yang sudah melaksanakan tugasnya di Kabupaten Luwu Timur sehingga tujuan kita untuk menurunkan angka stunting, Insha Allah akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari waktu ke waktu. Mari bekerjasama dalam mendukung kegiatan percepatan penurunan dan penanggulangan stunting demi terwujudnya zero stunting di Luwu Timur,” tutup Asisten Administrasi Umum.
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sulsel, Andi Nurseha mengungkapkan, untuk tahun 2022 ini, bapak Gubernur sangat komitmen untuk bagaimana Sulawesi Selatan bisa menurunkan prevalensi stunting, karena Sulsel sekarang 27,4%. Sementara Luwu Timur sendiri terendah ketiga dari 24 kabupaten/kota yakni 19,9% untuk Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
“Meskipun 19,9%, namun target 2024 itu adalah 14%. Dan jika Luwu Timur bisa lebih rendah dari itu, Alhamdulillah, kami akan sangat bangga, karena saya dengar juga dari teman-teman Dinas Kesehatan bahwa bapak Bupati dan ibu sangat luar biasa komitmennya untuk percepatan penurunan stunting di Kabupaten Luwu Timur,” bebernya.
Diakhir acara, dilakukan penyerahan Laporan Hasil Pendataan Bulan Mei Tahun 2022 dari Pendamping ke Kabupaten dan Provinsi dan Penyerahan Paket Intervensi Gizi tahap 2 dari provinsi ke Kabupaten Luwu Timur. (ikp-kehumasan/kominfo-sp)