LUWU TIMUR,Timuronline – Dalam rangka memelihara dan mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat adat, Lembaga Adat To Karunsi’e menggelar Musyawarah Masyarakat Adat yang akan dirangkaikan dengan Simposium Budaya, di Raha Terisoa, Jl. Bukit Urako, Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, Selasa (10/05/2022).
Kegiatan yang dibuka oleh Bupati Luwu Timur, H. Budiman tersebut bertemakan “Kita Berbudaya” akan berlangsung selama 3 (tiga) hari mulai tanggal 10-12 Mei 2022 dengan menghadirkan dua narasumber yakni Prof. Dr. Andi Ima Kusuma Opu Bali Rante (mewakili Datu Luwu) dan Andi Syamsul Rijal dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulsel, Sulbar dan Sultra.
Baca Juga :
Musyawarah masyarakat ini akan diikuti oleh masyarakat Karunsi’e yang berasal dari Kecamatan Wasuponda, Sorowako, dan Mangkutana. Selain dalam daerah, juga diikuti masyarakat dari luar daerah seperti dari Makassar, Kendari, Sulawesi Tengah, Jogjakarta, Jakarta dan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Kedatangan Bupati bersama rombongan disambut tarian Momaani, sebuah tarian khusus yang berbentuk tari perang untuk menyambut tamu kehormatan adat.
Bupati Luwu Timur, H. Budiman dalam sambutannya merasa bangga bisa hadir ditempat ini sekaligus diminta untuk memberikan sambutan pada acara Pembukaan Musyawarah Masyarakat Adat To Karunsi’e. “Sebagai pelayan masyarakat, tentu bertatap muka dengan masyarakat adalah kewajiban yang utama dan harus dilaksanakan,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Bupati, Musyawarah masyarakat adat ini juga menjadi wadah membina dan mempererat hubungan silaturahmi antara sesama pelaku budaya, tentunya juga diharapkan akan menjadi wadah yang dapat memberikan kontribusi bagi terciptanya semangat persatuan dan kesatuan, memperkuat harmoni, kerukunan dan toleransi dalam kehidupan bersama serta mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam setiap karya adat.
“Kita semua berharap, semoga kegiatan musyawarah masyarakat adat ini dapat menjadi sebuah langkah strategis bagi pemerintah dan para pelaku budaya untuk merumuskan berbagai hal dan gagasan-gagasan untuk menjaga tradisi dan nilai-nilai kebudayaan lokal. Mari kita ciptakan Luwu Timur yang maju dan berkelanjutan berlandaskan nilai agama dan budaya,” harap Bupati Luwu Timur menutup sambutannya.
Ketua Panitia, Sihanto Bela melaporkan, Musyawarah masyarakat ini merupakan agenda regular yang diamanatkan oleh pedoman organisasi kelembagaan adat. Namun, kata dia, kegiatan ini punya makna lebih, penyelenggaraan tahun ini merupakan yang pertama sejak pandemi covid19.
“Bagi komunitas To Karunsi’e, musyawarah ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi dan melepas rindu setelah melepas masa vakum yang cukup panjang. Kami panitia sadar bahwa pelestarian dan kemajuan budaya untuk sebuah komunitas adat salah satunya di pupuk melalui agenda musyawarah. Dalam musyawarah, kami dapat melihat orang tua kami berdiskusi dengan budi dan etika yang luhur,” jelas Sihanto.
Lanjutnya, musyawarah akan membahas mengenai tatanan hukum dan adat, membahas revitalisasi organisasi adat dan program-program strategis bagi organisasi. “Kami mengharapkan agar hasil musyawarah ini dapat menjadi tonggak baru bagi pengembangan kelembagaan adat dan masyarakat Karunsi’e kedepan,”tandas Sihanto Bela.
Diakhir acara, Bupati Luwu Timur bersama para narasumber dan masyarakat adat meninjau stand pameran dan melihat rumah adat dilokasi tersebut.
Turut hadir Aggota DPRD Lutim, Samuel, Kadis Dagkoprinum, Senfry Oktavianus, Kadis Lingkungan Hidup, Andi Makkaraka, Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Andi Tabacina Akhmad, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, La Besse, Camat Wasuponda, Bambang Andi Acang, Management PT. Vale Indonesia, perwakilan Polres Lutim Kabag Ren, Perwakilan Kajari Lutim, Mohola To Karunsi’e, Pdt. Mentani Agustinus Podengge, para Ketua Adat, dan para Tokoh Agama dan Masyarakat. (
ikp-kehumasan/kominfo-sp)