LUWU TIMUR,Timuronline – Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional telah menempatkan Danau Matano masuk sebagai salah satu dari 15 danau prioritas Nasional. Demikian dikatakan Bupati Luwu Timur, H. Budiman, saat membuka kegiatan Fokus Group Diskusi membangun model kolaborasi para pihak untuk konservasi taman wisata alam (TWA) Danau Matano, di Aula Hotel I Lagaligo Malili, Jumat (13/08/2021).
Kegiatan yang digagas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Selatan ini dipimpin langsung Kepala BKSDA Sulsel, Thomas Nifinluri, yang diikuti Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan Wilayah Sulawesi, Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sulawesi, Kepala OPD Lingkup Pemkab Luwu Timur, Mokole Nuha, Andi Baso, Manajemen PT. Vale Indonesia, dan Tim PPM PT. Vale Indonesia.
Menurutnya, Penyelamatan Danau Prioritas Nasional ini merupakan upaya Pemerintah untuk mengendalikan kerusakan, menjaga, memulihkan, dan mengembalikan kondisi dan fungsi badan air danau, daerah tangkapan air, dan sempadan danau sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Baca Juga :
Perpustakaan di Lutim Terima Penghargaan Dari Provinsi
Budiman : Pemda Punya Kegiatan Prioritas Terkait Danau Matano
Oleh karena itu, kata Budiman, diperlukan sinergitas lintas sektor agar pemanfaatan danau dapat dilakukan secara optimal.
” Saya memberikan apresiasi dan terima kasih atas kesediaan kita meluangkan waktu. Berdiskusi lebih dalam tentang bagaimana sebaiknya rancangan model kolaborasi yang akan kita lakukan bersama untuk mengelola konservasi TWA danau matano. Tentu dengan dukungan dan pelibatan partisipasi berbagai pihak maka rancangan model kolaborasi yang akan dihasilkan dari pertemuan FGD ini tentu menjadi lebih baik,” tambahnya.
Lanjut Budiman, ada beberapa kegiatan prioritas yang direncanakan Pemerintah daerah untuk mendukung TWA Danau Matano. Diantaranya membentuk tim Geopark Danau Matano. Proses ini tentu membutuhkan waktu yang cukup lama. Juga membutuhkan anggaran untuk persiapannya, namun paling tidak sudah terbentuk timnya untuk menuju Geopark Danau Matano.
Selain itu, Pemerintah daerah juga akan menyiapkan Desa Matano sebagai desa wisata budaya. Sebagaimana hasil kajian Tim Udayana yang akan meningkatkan daya tarik wisata.
“Saya harapkan hasil diskusi FGD model kolaborasi para pihak ini bisa ditindaklanjuti secara bersama-sama melalui rencana aksi.” tutupnya. (hms/ikp/kominfo)