Laporan : Rs
Editor : Rd
LUWU TIMUR,Timuronline – Mungkin bagi sebagian orang, aturan belajar dari rumah yang diterapkan Kementerian Pendidikan RI merupakan hal yang tidak biasa dan terkesan menyusahkan para orang tua. Pasalnya, para murid sebaiknya memiliki Handphone berbasis android. Yah, bagi orang yang memiliki kemampuan ekonomi diatas, ini sesuatu yang biasa saja, namun untuk mereka yang hidup berkecukupan, tentu hal ini menjadi kerumitan tersendiri.
Selain, harus membeli HP android, pula harus dibarengi dengan ketersiadaan pulsa internet yang biayanya tidak sedikit.
Lantas bagaimana solusinya ? Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Luwu Timur, La Besse mengungkapkan pihaknya menerapkan solusi bagi para orang tua murid yang meresa kesulitan akan program ini. Pertama katanya, belajar dari rumah tidak harus online, bisa juga offline.
” Nah, dalam hal ini, pihak sekolah membentuk kelompok belajar kecil, dimana berjumlahkan maksimal 5 murid dari satu kawasan. Dari situ guru akan berkunjung langsung ke rumah murid untuk memberikan materi mata pelajaran. Ini dilakukan di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau jaringan internet atau blank spot,” Jelasnya
Kedua, jika tidak semua murid memiliki Handphone andorid, maka juga dibentuk sebuah kelompok, dimana salah satu murid memiliki Handphone andorid
” Satu handphone untuk 5 orang juga bisa kok,” Katanya saat memantau proses belajar mengajar siswa di Kecamatan Angkona, Rabu (29/07/2020).
Intinya kata dia, program ini harus betul-betul dapat dijangkau bagi seluruh siswa mulai dari tingkatan TK, SD hingga SMP.
” Program ini tidak boleh menyusahkan masyarakat. Kita haru betul-betul melaksanakan fungsi kita sebagai pelayan masyarakat dengan menyusaikan diri dengan kearifan lokal masing-masing dan tidak memaksakan suatu sistem untuk dijalankan. Kalau ada jalan yang itu justru baik untuk masyarakat, kenapa tidak,” Pungkas La Besse melalui telepon. (Red)