LUWU TIMUR,Timuronline – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Luwu Timur, Mahading melakukan Temu Konstituen atau Reses Perseorangan di dua tempat selama sehari.
Yang pertama, reses masa sidang ke-III Tahnu 2021-2022 ini dilakukan di Desa Atue, Kecamatan Malili. Yang ke-dua di Desa Solo, Kecamatan Angkona, Kamis (28/07/2022).
Dalam kesempatan itu, Mahading yang berasal dari Fraksi Golkar ini menguraikan kondisi keuangan Kabupaten Luwu Timur yang memiliki APBD sebesar 1,5 Triliun.
” Uang sebesar itu kalau disimpan di tempat ini (Aula tempat reses) itu tidak muat. Demikian banyaknya APBD kita. Tetapi begitu didistribusi ke 124 Desa, 3 Kelurahan, 11 Kecamatan dan seluruh SKPD yang ada, maka uang itu jadi sedikit. Kebutuhan-kebutuhan kita banyak yang tidak terakomodir dan dipahami itu sebagai cara mengefisiensikan anggaran yang ada,” Kata Mahading
Baca Juga :
- Reses di Wewangriu, Siddiq Minta Kades Segera Bikin DED Lapangan Sepakbola
- Reses di Watangpanua, Warga Apresiasi Kinerja Najamuddin
” Kalau masyarakat mengatakan Desa Solo tidak pernah tersentuh dengan APBD yang ada, mungkin secara fisik itu benar. Namun perlu kita ketahui, lebih dari beberapa puluh ribu jiwa untuk meng-handel semua biaya kesehatan warga uang kita sekitar 40 Miliar itu lari ke BPJS. kalau kita sakit, datang ke rumah sakit, itu gratis karena pemerintah telah menanggung itu,” Ujarnya
Kemudian lanjutnya, warga di Luwu Timut juga yang kuliah di perguruan tinggi kurang lebih 4000-an mahasiswa, biaya kuliahnya itu juga ditanggung pemerintah
” Alokasi anggaran untuk biaya kuliah itu, juga menelan anggaran sebesar 40 Miliar. Berarti totalnya sudah 80 Miliar. Itu baru dua item. Ada juga dana 1 miliar 1 desa yang jumlahnya 124 Miliar. Nah, belum lagi gajinya para pegawai, para kepala desa termasuk gaji anggota DPRD, itu memakan hampir setengah dari APBD kita,” Terangnya
Apa yang kemudian terjadi katanya, keinginan warga Luwu Timur termasuk warga Desa Solo yang mungkin sampai hari ini, setiap kali ada reses atau yang lainnya, itu belum terakomodir
” Nah, kehadiran saya di Desa Solo ini, betul-betul ingin merasakan, apa sih sebenarnya kebutuhan masyarakat. Yang kedua, saya ingin meastikan APBD kita menyentuh seluruh warga. APBD kita hadir di tengah kebutuhan warga. Jangan sampai, ada kelalaian kita sebagai pejabat daerah terhadap warga yang membutuhkan soal itu,” katanya lagi
Dalam reses itu, hadir juga Kepala Dinas Dagkop-UKM, Senfry Oktovianus, Camat Angkona, Kepala Desa Solo, Kepala Desa Wanasari, Babinsa serta beberapa perwakilan masyarakat.
Salah seorang warga bernama Sudarsono mengusulkan dalam reses itu agar segera dibangun peninggian proteksi jalan yang ada di Desa Solo ini serta perhatian lebih kepada para petani di desa tersebut. (*)