Laporan : Rs
Editor : Rd
LUWU TIMUR,Timuronline – Umat Hindu di Desa Karambua Kecamatan Wotu melaksanakan resepsi upacara adat Pitra Yadnya atau Ngaben Massal di Balai Desa Karambua Kecamatan Wotu. Resepsi Ngaben Massal ini dihadiri Bupati Luwu Timur, H. Budiman, didampingi Anggota DPRD, Heriyanti Harun, di Balai Desa Karambua, Rabu (30/06/2021).
Sebanyak 56 jenazah di aben massal pada upacara keagamaan yang dipimpin oleh Ida Pedanda Nabe. Turut hadir, Plt. Camat Wotu, Iskandar, Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Sulsel, Wayan Shantika, Ketua PHDI Luwu Timur, I Wayan Sudino, PHDI Desa Karambua, I Kadek Jojon Wiyantara dan Ketua Panitia Ngaben Massal, I Dewa Putu Alit Swastika.
Ketua PHDI Luwu Timur, I Wayan Sudino mengatakan, kegiatan upacara adat Pitra Yadnya atau Ngaben Massal ini sudah direncanakan sejak tahun lalu, namun karena pandemi Covid-19, sehingga ditunda dan akhirnya bisa terlaksana tahun 2021 ini.
Upacara Pitra Yadnya atau Ngaben Massal ini, kata Wayan Sudino, merupakan upacara penyucian atma (roh) yang pertama, sebagai kewajiban umat Hindu kepada leluhurnya dengan melakukan upacara pembakaran jenazah. Makna upacara ini adalah mengantar kerabat yang meninggal agar bisa berjalan lancar dalam kehidupan di alam lain setelah hidup di dunia ini.
I Wayan Sudino juga mengapresiasi perhatian Pemerintah daerah yang telah memberikan insentif kepada Pandita maupun Pinandita di beberapa desa, meskipun belum semuanya dapat.
” Kedepan, diharapkan kepada pak Bupati agar Insentif ini juga bisa diberikan kepada pandita atau Pinandita yang belum menerima khususnya yang bertugas di Desa Karambua ini,” jelasnya.
” Semoga upacara Ngaben Massal ini menjadi momentum untuk merajut persaudaraan, membangun semangat kerukunan, persatuan dan kebersamaan antara seluruh lapisan masyarakat,” kata Budiman mengawal sambutannya.
Budiman mengingatkan agar upacara keagamaan ini tidak menjadi salah satu arena cluster penyebaran virus corona. Untuk itu, ia berharap agar seluruh masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Lanjut Budiman, keragaman dan kemajemukan merupakan realitas sosial dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Luwu Timur. Hampir semua suku, agama, adat dan budaya menyatu dalam bingkai harmoni yang saling menjaga satu sama lainnya. Menerima kemajemukan dan hidup berdampingan dalam perbedaan sudah menjadi ciri masyarakat Bumi Batara Guru.
“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat dan khususnya umat Hindu untuk menjaga kebersamaan di Luwu Timur ini. kita harus tegas dan keras kepada siapapun yang merusak persatuan, kerukunan dan toleransi. Kita harus dengan tegas menolak segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama atau identitas apapun. Karena, tindakan seperti itu bukanlah nilai, karakter dan jati diri bangsa yang majemuk, yang harus senantiasa menjunjung tinggi dan mengimplementasikan Bhinneka Tunggal Ika,” jelasnya.
Menanggapi harapan ketua PHDI Luwu Timur, Budiman mengatakan, Pemerintah daerah tetap memprogramkan pembayaran insentif bagi petugas keagamaan. Untuk yang belum masuk namanya, segera dikoordinasikan dengan Kabag Kesra melalui Kades dan Camat di wilayah setempat. (hms/ikp/kominfo)