LUWU TIMUR,Timuronline – Anggota Komisi II DPRD Luwu Timur, Najamuddin merasa bernostalgia di pameran budaya dan benda pusaka di GOR Malili, Minggu (21/1/2023).
Ia melihat keris terlebih dahulu. Kemudian mencoba songkok recca.
Menurutnya, pameran karya seni dan benda pusaka dalam rangka memperingati Hari Jadi Luwu (HJL) ke 756 dan Hari Perjuangan Rakyat Luwu (HPRL) ke 78 tahun cukup menarik. Namun ada hal yang masih kurang.
“Seharusnya foto Malili tempodoloe ditampilkan atau dipajang juga di sini. Di Kantor Perpustakaan banyak,” kata Najamuddin sambil menyusuri pajangan karya seni lukis.
Baginya, foto Malili Tempodoloe (zaman dulu) dapat membawa seseorang ke masa lalu. Banyak kenangan yang membuat seseorang bisa tersenyum sendiri. Atau bercerita di masa itu.
“Jadi saya kira hanya ini saja yang perlu dibenahi. Ke depan, foto Malili tempodoloe dipasang. Bapak Kadis Perpustakaan, ayolah perhatikan ini,” ungkapnya.
Meski begitu, pagelaran ini dianggap berhasil menghibur masyarakat. Bahkan memberikan pelajaran ke masyarakat bagaimana kearifan lokal dan keuletan masyarakat Tana Luwu.
Ada upaya melestarikan, kembangkan dan memperkenalkan seni budaya yang mulai terkikis. Hal ini patut diapresiasi dan didukung. Budaya tak bisa terpisahkan. Ini menjadi salah satu identitas yang patut dijaga.