Menu

Mode Gelap
DPRD dan Pemkab Lutim Lakukan Konsultasi di Tana Toraja Terkait Pembangunan Rumah Adat Di Peringatan Bulan K3 Nasional 2025, Vale Indonesia Terus Jaga Komitmen Budaya Kerja Aman dan Produktif Vale Indonesia Gelar RUPSLB, Mantan Menlu RI Jadi Komisaris Independen Bupati Luwu Timur Apresiasi Peran PT. Vale dalam Peringatan Bulan K3 Nasional CLM Salurkan Bantuan Alsintan di Desa Puncak Indah Erick Estrada Tinjau Kebutuhan Pukesmas Wawondula

LUWU TIMUR

Ini 30 Desa di Lutim Jadi Lokus Stunting

badge-check


					Kadis Kesehatan Lutim Perbesar

Kadis Kesehatan Lutim

LUWU TIMUR,Timuonline – Sebagai upaya percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Luwu Timur, maka Pemkab Lutim telah menetapkan 30 Desa pada 8 Kecamatan yang akan menjadi lokasi fokus (Lokus) prioritas pencegahan dan penanganan Stunting terintegrasi tahun 2022.

Penetapan desa yang jadi lokus Stunting ini tertuang dalam keputusan Bupati Luwu Timur Nomor 209/ F-02/VI/Tahun 2021 tentang penetapan lokus prioritas pencegahan dan penanganan Stunting terintegrasi tahun 2022.
 
Adapun ke 30 Desa lokus tersebar di 8 kecamatan masing-masing ; Kecamatan Towuti 8 Desa, Malili 7 Desa, Burau 6 Desa, Mangkutana 1 Desa. Selanjutnya Nuha 2 Desa, Wasuponda 4 Desa dan Kecamatan Angkona 1 Desa.
 
Baca Juga : https://timur-online.com/tahun-2022-lutim-jadi-lokus-stunting/
 
Plt. Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Luwu Timur, dr. Hj. Rosmini Pandin mengungkapkan, penetapan desa/kelurahan sebagai lokus Stunting di Lutim berdasarkan hasil analisis situasi prevalensi di Lutim. Dari hasil ini prevalensi Stunting tertinggi sebanyak 18 Desa dan jumlah kasus Stunting tertinggi sebanyak 12 Desa.
 
“Setelah penetapan desa, selanjutnya kita akan melakukan intervensi dengan identifikasi faktor resiko di lokus Stunting. Identifikasinya terkait riwayat kehamilan ibu, kelahiran, penyakit infeksi, PHBS sehingga kita mendapatkan data yang valid terkait penderita Stunting,” tutur Kadis Kesehatan.
 
Namun demikian, dr. Rosmini berharap dalam pelaksanaan percepatan penurunan sunting ini tentunya memerlukan intervensi spesifik, intervensi sensitif, dan dukungan teknis. Itu dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi dan sinkronisasi antara Pemerintah dan pemangku kepentingan.
 
” Tentunya kita mengharapkan adanya dukungan dari berbagai pihak untuk memperlancar rencana ini,” Katanya
 
“Dinas kesehatan tentunya tidak bisa bekerja sendiri, sangat dibutuhkan keterlibatan lintas program dan lintas sektor terkait sangat dibutuhkan untuk bekerjasama dalam menurunkan angka Stunting ini di Lutim,” tandas Rosmini Pandin. (ikp/kominfo)

Lainnya

DPRD dan Pemkab Lutim Lakukan Konsultasi di Tana Toraja Terkait Pembangunan Rumah Adat

16 Januari 2025 - 19:56 WIB

Bupati Luwu Timur Apresiasi Peran PT. Vale dalam Peringatan Bulan K3 Nasional

15 Januari 2025 - 17:02 WIB

Erick Estrada Tinjau Kebutuhan Pukesmas Wawondula

14 Januari 2025 - 17:08 WIB

Penyusunan RKPD dan RENJA 2026: Staf Ahli Pembangunan Tekankan Penyamaan Persepsi

13 Januari 2025 - 16:53 WIB

Desa Maleku Gelar Pelatihan Tata Rias, Diikuti 30 Kader PKK

11 Januari 2025 - 19:28 WIB

Trending KABAR PEMDA