Laporan : Rs
Editor : Rd
LUWU TIMUR,Timuronline – Pengelolaan Danau Matano yang ada di Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu danau yang termasuk dalam daftar danau prioritas dari 15 danau yang ada di Indonesia. Penetapan dan prioritas ini berlandaskan pada kerusakan danau, pemanfaatan danau, komitmen Pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan danau fungsi strategis untuk kepentingan nasional, keaneragaman hayati dan tingkat resiko bencana.
Rencana pencapaian target pengelolaan Danau Matano dibahas pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan di Aula Sasana Praja, Kantor Bupati Luwu Timur, Malili, Kamis (10/09/2020).
Kegiatan FGD ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Luwu Timur, H. Bahri Suli dan dihadiri Direktur Pengendalian dan Kerusakan Danau Ditjen PKPD Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Inge Retnowati, Perwakilan Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASLH) Jeneberang Saddang, Abdul Azis dan OPD terkait dilingkup Pemerintah Kabupaten Luwu Timur.
Sekretaris Daerah Kabupaten Luwu Timur, H. Bahri Suli mengatakan, dari 15 prioritas tersebut, khusus Danau Matano, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.274/Ktps/Um/4/1979 tanggal 24 April 1979 Kawasan Danau Matano menjadi Kawasan Konservasi Taman Wisata Alam (TWA) dengan nama TWA Danau Matano, maka Danau Matano menjadi kawasan pelestarian alam yang potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai destinasi di Provinsi Sulawesi Selatan Khususnya di Kabupaten Luwu Timur.
Danau Matano Luwu Timur
Disamping keindahan dan keunikan ekosistemnya, kata Bahri Suli, TWA Danau Matano juga memiliki nilai konservasi sumberdaya hayati yang tinggi, didanau dapat dijumpai berbagai spesies endemik, Ekosisten Danau Matano yang unik terbentuk karena proses tektonik, memiliki air sangat jernih dan sumber dari mata air dari dasar dinding tebing danau.
Guna mendukung keberhasilan pengelolaan ekosistem Danau Matano, lanjutnya, diperlukan kerjasama yang kuat antara pihak dalam nelaksanakan komitmen penyelamatan Danau Matano.
“Peran dan kontribusi BPDASHL Jeneberang Saddang dalan pengelolaan Danau Matano menjadi harapan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dengan mengoptimalkan peran dan fungsi institusi terkait,” ujar Sekda.
“Saya berharap para peserta FGD bisa memberikan masukan, agar program yang direncanakan bisa mencapai target telah ditentukan,” tambahnya.
Pembukaan kegiatan FGD ini dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Direktur Pengendalian dan Kerusakan Danau Ditjen PKPD Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Inge Retnowati, Perwakilan Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASLH) Jeneberang Saddang, Abdul Azis. (hms/ikp/kominfo)