Ia mengibaratkan Bupati sebagai Jasmani dan Jiwanya sebagai Mincara.
“ Jika keduanya berjalan seiring sejalan, maka masyarakat Luwu Timur khususnya wilayah Malili akan merasakan manfaat yang besar,” jelasnya.
Bupati Luwu Timur, H. Budiman dalam sambutannya mengatakan, menyambut baik pengukuhan ini dengan harapan bahwa Mincara Malili ini bukan saja sebagai penghubung dengan Datu Luwu tetapi juga dapat menjadi mitra Pemerintah daerah dalam menjalankan roda Pemerintahan, pembangunan dan kegiatan kemasyarakatan.
“ Sebagai Bupati yang memiliki darah keturunan Luwu, saya juga memahami bahwa Kedatuan Luwu memiliki simbol pajung (raja) yang bermakna mengayomi rakyatnya dengan petuah, pattuppu’i ri Ade’E, mupassanre’i ri Sarae’, muattangnga’ ri RappangngE na mupataratte’i ri wari’E na mualai pappegau ri abiasang purallaloE yang bermakna pola perilaku masyarakat Luwu bertumpu pada konstitusi adat (ade’) yang bersandarkan pada ajaran agama Islam (syariat),” jelasnya.