Timuronline – PT Vale Indonesia Tbk dan entitas anaknya hari ini mengumumkan pencapaian kinerja keuangan yang telah diaudit untuk tahun 2023. Laba tahun berjalan sebesar AS$274,3 juta atau 37% lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang dicatat pada tahun 2022.
“ Tahun 2023 merupakan tahun yang luar biasa bagi PT Vale dalam banyak hal,” kata Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Perseroan.
“ Kami terus memenuhi janji kami, mencatat peningkatan produksi sebesar 18% dan EBITDA yang kuat sebesar AS$499,6 juta. Meskipun menghadapi situasi pasar yang kurang menguntungkan, kedisiplinan dalam operasional dan keuangan yang kami lakukan membuahkan hasil keuangan yang baik. Kami juga berhasil mencatat saldo kas yang tidak dibatasi penggunaannya menjadi AS$698,8 juta pada akhir tahun. Kami sedang berinvestasi. Saldo kas yang kuat ini akan memungkinkan kami untuk terus mencapai kemajuan yang baik dalam proyek-proyek pertumbuhan kami.
Hasil yang baik ini tentunya didukung oleh peningkatan kinerja keselamatan kami, Dimana Total Recordable Injury Frequency Rate (TRIFR) kami turun dari 0,64 pada tahun lalu menjadi 0,31, dan kami telah menerima peringkat lingkungan PROPER Hijau (melampaui ketaatan) dari Pemerintah, untuk keempat kalinya.” Lanjutnya
Tahun 2023 juga merupakan tahun yang bersejarah. Pada akhir bulan Maret, Presiden Joko Widodo mengunjungi Sorowako untuk meresmikan Taman Keanekaragaman Hayati Sawerigading Wallacea, dimana kunjungan Presiden terakhir dilakukan 45 tahun yang lalu.
Dalam sambutannya, Presiden mengapresiasi operasional kami sebagai acuan yang dapat ditiru oleh perusahaan pertambangan nikel lainnya. Dalam kunjungan ini, Presiden juga menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama definitif antara PT Vale, Huayou Zhejiang Cobalt, dan Ford Motor Company.
Pada pertengahan bulan November, PT Vale bersama pemegang saham mayoritasnya, yaitu Vale Canada Limited, PT Mineral Industri Indonesia (Persero), dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd, mencapai tonggak penting dengan penandatanganan Perjanjian Induk, sebuah langkah penting menuju pemenuhan kewajiban divestasi Perseroan berdasarkan hukum pertambangan Indonesia, yang juga merupakan prasyarat untuk mendapatkan perpanjangan izin operasi.
Produksi PT Vale pada tahun 2023 mencapai 70.728 metrik ton (“t”) nikel dalam matte, naik 18% dari produksi tahun 2022, yang merupakan hasil pelaksanaan strategi pemeliharaan kami di sepanjang tahun. Pada triwulan keempat tahun 2023 (“4T23”), produksi sebesar 19.084 t, tertinggi sejak 4T21.
Volume penjualan pada tahun 2023 meningkat sebesar 17% dibandingkan dengan tahun 2022 dan naik 20% dibandingkan triwulan sebelumnya (4T23 vs 3T23). Meskipun harga realisasi rata-rata kami lebih rendah pada tahun 2023, namun Perseroan mampu mempertahankan biaya produksi di AS$10.089 per t pada tahun 2023, yang berkontribusi pada kenaikan laba kotor sebesar 11% pada tahun tersebut.
Biaya produksi ini mengalami penurunan sebesar 12% menjadi AS$10.089 per t dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$11.444 per t. Penurunan ini disebabkan oleh lebih rendahnya biaya energi dan berbagai inisiatif peningkatan produktivitas yang telah kami lakukan.
Pada 4T23 konsumsi HSFO meningkat sebesar 17% bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, mengimbangi penurunan konsumsi batubara sebesar 17% karena ada peralihan dari batubara ke HSFO sebagai sumber energi pada bulan November hingga Desember 2023 karena adanya aktivitas pemeliharaan di tempat penggilingan batubara (coal mill) kami. Kecuali batubara, harga rata-rata HSFO dan diesel pada 4T23 masing-masing meningkat sebesar 6% dan 5% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Kas dan setara kas Perseroan pada 31 Desember 2023 dan 31 Desember 2022 masing-masing sebesar AS$698,8 juta dan AS$634,0 juta. Sepanjang tahun 2023, Perseroan telah mengeluarkan belanja modal sekitar AS$286,3 juta, meningkat 31% dari belanja modal yang dikeluarkan pada tahun 2022 utamanya untuk modal pertumbuhan. (*)