Rumah Adat Suku Tambee Diresmikan

Laporan : RD

LUWU TIMUR,Timuronline -Bupati Luwu Timur, H. Muhammad Thoriq Husler meresmikan rumah adat “Doha Pinoturu” Suku Tambee yang dirangkaikan launching buku sejarah suku Tambee serta pagelaran seni dan budaya yang bertempat di Dusun Landangi, Desa Matano Kecamatan Nuha, (26/09/2019).

Peresmian rumah adat “Doha Pinoturu” Suku Tambee ditandai dengan penekanan sirine dan penandatangan prasasti sekaligus pengguntingan pita yang ditandai juga dengan pemukulan gong oleh Bupati Luwu Timur didampingi Ketua DPRD Luwu Timur, H. Amran Syam.

Selain Bupati dan Ketua DPRD Luwu Timur, hadir pula Anggota DPRD Luwu Timur, Munir Razak dan Ober Datte, Kepala Dinas Parbudmudora, Hamris Darwis, Plt. Kadis PUPR, Sahrir Sain, Camat Nuha, Masdin, Pdt. I Wayan Norsah Adi Wijaya serta para Kepala Desa yang sempat hadir.

Ketua panitia, Bervi Sakide melaporkan, tujuan dari upacara peresmian Rumah Adat “Doha Pinoturu” Suku Tambee adalah sebagai tonggak sejarah penting dimana melalui ritual peresmian ini, pengembalian peran dan fungsi semula yaitu sebagai representasi simbolik otoritas dan kebudayaan.

Fungsi rumah adat ini sebagai tempat ruang segala kebijakan yang berlaku di wilayah hukum adat berpijak dari rumah adat yang menaungi seluruh komunitas adat,” ujarnya.

Sementara itu Bupati Luwu Timur, H. Muhammad Thoriq Husler dalam sambutannya mengatakan, pihaknya menyambut baik kegiatan peresmian rumah adat “Doha Pinoturu” Suku Tambee yang dirangkaikan launching buku sejarah suku Tambee ini.

Bupati mengajak Tokoh masyarakat Suku Tambee dan sekitarnya melalui momen peresmian agar menjadi penyemangat untuk melestarikan nilai-nilai luhur yang masih dapat dijadikan simbol-simbol pemersatu suku.

Menurutnya, masyarakat suku Tambee memiliki keberagaman dan keunikan budaya yang diimplentasikan dalam kehidupan sehari-hari, melalui budaya dan menjaga keharmonisan antara menusia, alam dan lingkungan serta dengan Tuhan sebagai Pemelihara Alam Semesta.

Menurut Husler, kebudayaan memiliki nilai penting dan strategis dalam konteks membangun manusia seutuhnya sebagai pembinaan karakter bangsa melalui budaya bangsa. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan dan pengembangan budaya daerah, yang antara lain berupa pelestarian serta apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan tradisional sebagai wahana pengembangan budaya dan kepariwisataan.

“Kita berharap dengan adanya rumah adat ini, kebersamaan terus terpelihara, adat-istiadat dan seni budaya lokal terus terlestarikan,” harap Husler.

Thoriq Husler juga memerintahkan kepada Dinas Parbudmudora agar mengalokasikan anggaran pembangunan pagar rumah adat Doha Pinoturu Suku Tambee sebagai bentuk dukungan dan perhatian Pemerintah daerah terhadap budaya. (hms/ikp/kominfo)