Menu

Mode Gelap
DPRD dan Pemkab Lutim Lakukan Konsultasi di Tana Toraja Terkait Pembangunan Rumah Adat Di Peringatan Bulan K3 Nasional 2025, Vale Indonesia Terus Jaga Komitmen Budaya Kerja Aman dan Produktif Vale Indonesia Gelar RUPSLB, Mantan Menlu RI Jadi Komisaris Independen Bupati Luwu Timur Apresiasi Peran PT. Vale dalam Peringatan Bulan K3 Nasional CLM Salurkan Bantuan Alsintan di Desa Puncak Indah Erick Estrada Tinjau Kebutuhan Pukesmas Wawondula

LUWU TIMUR

Pemkab Lutim Studi Tiru Penerapan Nyamuk Berwolbachia di Dinas Kesehatan Yogyakarta

badge-check


					Pemkab Lutim Studi Tiru Penerapan Nyamuk Berwolbachia di Dinas Kesehatan Yogyakarta Perbesar

YOGYAKARTA,Timuronline – Pemerintah Kabupaten Luwu Timur (Lutim) melalui Dinas Kesehatan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) bersama 4 Puskesmas dengan kasus DBD terbanyak setiap tahunnya yakni PKM Malili, Wasuponda, Wawondula dan Nuha melakukan Studi Tiru Penerapan Nyamuk Berwolbachia di Dinas Kesehatan Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada, Senin (05/02/2024) lalu

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Lutim, dr. Adnan didampingi Kepala Puskesmas Malili, Wasuponda bersama rombongan, dalam rangka mempelajari efektivitas metode wolbachia dalam menekan populasi nyamuk aedes aegypti yang merupakan faktor utama penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan Lutim, dr. Adnan mengatakan bahwa, bakteri Wolbachia yang 60% nya terdapat pada serangga ini tidak menginfeksi manusia atau berbahaya, namun dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga mengurangi kemampuan nyamuk sebagai penular demam berdarah.

“Ketika nyamuk jantan berwolbachia kawin dengan nyamuk betina liar, maka telur tidak akan menetas dan nyamuk jantan liar kawin dengan betina berwolbachia keturunannya akan mewarisi bakteri wolbachia dan menjadi pembawa bakteri tersebut,” kata dr. Adnan menjelaskan.

“Seiring waktu, populasi nyamuk berwolbachia diharapkan dapat meningkat dan menekan populasi nyamuk aedes aegypti liar sehingga menurunkan risiko penularan DBD,” tambahnya.

dr. Adnan menjelaskan bahwa, kota Yogyakarta menjadi salah satu kota di Indonesia yang berhasil menurunkan kasus DBD secara signifikan dan juga sangat berkontribusi terhadap penurunan kasus ini yaitu penerapan nyamuk berwolbachia.

“Dalam hal ini, tentu saja didukung berbagai kebijakan pengendalian DBD diantaranya surveilans pasif berbasis RS, Respon cepat oleh surveilans, implementasi SOP fogging, PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), Larvasidasi dan Penyuluhan. Tidak hanya itu, kota Yogyakarta telah menjalankan program ini sejak tahun 2011 sampai dengan sekarang dan menunjukkan keberhasilan serta terdapat 90% nyamuk berwolbachia di wilayah tersebut,” ucap Kadis Kesehatan Lutim.

Terakhir, dr. Adnan menjelaskan, saat ini implementasi wolbachia masih dalam tahap piloting dimana terdapat 5 kota yang sudah masuk dalam KEPMENKES yakni Semarang, Bandung, Jakarta Barat, Bontang dan Kupang. Untuk penentuan kota selanjutnya akan dilakukan oleh Kementrian Kesehatan sesuai dengan Assesment dan evaluasi yang ada terkait implementasi wolbachia.

“Dari kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Luwu Timur dengan jumlah yang cukup besar setiap tahunnya tentu menjadi perhatian serius bagi kami dengan harapan implementasi nyamuk berwolbachia ini, nantinya dapat diterapkan guna menekan kejadian kasus DBD di Luwu Timur,” harap dr. Adnan. (kominfo-sp)

Lainnya

DPRD dan Pemkab Lutim Lakukan Konsultasi di Tana Toraja Terkait Pembangunan Rumah Adat

16 Januari 2025 - 19:56 WIB

Bupati Luwu Timur Apresiasi Peran PT. Vale dalam Peringatan Bulan K3 Nasional

15 Januari 2025 - 17:02 WIB

Erick Estrada Tinjau Kebutuhan Pukesmas Wawondula

14 Januari 2025 - 17:08 WIB

Penyusunan RKPD dan RENJA 2026: Staf Ahli Pembangunan Tekankan Penyamaan Persepsi

13 Januari 2025 - 16:53 WIB

Desa Maleku Gelar Pelatihan Tata Rias, Diikuti 30 Kader PKK

11 Januari 2025 - 19:28 WIB

Trending KABAR PEMDA