LUWU TIMUR,Timuronline – Bupati Luwu Timur, H. Budiman di dampingi Kadis PMD, Halsen, Kadis PUPR, Syahmuddin, Camat Wotu, Hasis Dawi, Anggota DPRD, dan Kepala Desa Balo-Balo, menghadiri isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 27 Rajab 1445 H yang di laksanakan di mesjid Khubah Apala, Desa Balo-Balo, Kecamatan Wotu, Minggu (11/02/2024).
Peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yaitu dilakukannya perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem hingga naik ke langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha. Peristiwa Isra Miraj terjadi setelah meninggalnya paman Nabi Muhammad, Abi Thalib dan Istrinya, Siti Khadijah.
Bupati Budiman mengucap syukur masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk bisa hadir. Mudah-mudahan bisa menjadi keberkahan bagi umat manusia dalam menghargai baginda Rasullah.
“Ini dapat kita jadikan sebagai momentum sekaligus pengingat bagi kita sebagai kaum muslim, untuk kembali melakukan introspeksi diri dengan selalu menjaga kerukunan umat dan mari kembali kita ramaikan Masjid dan Mushalla di lingkungan kita untuk shalat berjamaah dan menggelar berbagai kegiatan keagamaan lainnya,” ajaknya.
Lebih lanjut, Orang Nomor Satu di Luwu Timur ini menghimbau agar suasana politik di minggu tenang ini harus tetap terjaga dan kondusif.
“Mari saling merangkaul, perbedaan memang tetap ada, perbedaan memilih itu pasti adanya, maka dari itu, hindari yang namanya saling menjatuhkan. Kita harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan kesatuan bangsa,” jelas Budiman.
Sementara Ustadz Zabri mengingatkan seluruh yang hadir di peringatan isra mi’raj tersebut untuk bersyukur kepada Allah karena masih dipertemukan dengan bulan rajab di mana pada bulan rajab lah pondasi ibadah umat muslim diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu ibadah sholat yang juga merupakan sumber kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan dunia.
“Alhamdulillah masih dipertemukan dengan bulan rajab yang dapat dimaknai sebagai bulan istimewa di mana terjadi peristiwa isra miraj yaitu turunnya perintah shalat kepada Nabi Muhammad SAW untuk diteruskan oleh umatnya sebagai wujud berserah diri kepada Allah,” terang Ustadz Zabri dalam tau’siyahnya. (kominfo-sp)