LUWU TIMUR,Timuronline – Instalasi Farmasi RSUD I Lagaligo adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit mencakup pelayanan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika) dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik.
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin.
Pelayanan instalasi Farmasi di rumah sakit I Lagaligo memiliki empat depo yaitu Depo Rawat Jalan (Senin – Sabtu), Depo Rawat Inap (Setiap Hari), Depo IGD (Setiap Hari) dan Depo Kamar Operasi/OK (Setiap Hari).
Instalasi Farmasi ini dikoordinir oleh Abdul Rahman, S.Si. Apt, sebagai kepala ruangan dibantu oleh 17 Orang Apoteker, 37 Orang Tenaga Teknis Kefarmasian dan 4 Orang Admin.
Adapun jumlah kunjungan/Pasien yang dilayani Instalasi Farmasi RSUD I Lagaligo rata-rata jumlah resep yang diterima sebanyak 120-200 resep per hari.
Secara umum, tugas Instalasi Farmasi RSUD I Lagaligo adalah ; menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etik profesi.
Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien.
Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan risiko.
Abdul Rahman, S.Si. Apt, Kepala Ruangan Instalasi Farmasi RSUD I Lagaligo mengungkapkan bahwa, Peresepan obat dirumah sakit disesuaikan dengan Formularium Nasional dan Formularium Rumah Sakit.
“RSUD I Lagaligo bekerjasama dengan 2 Apotek di sekitar Rumah Sakit untuk memudahkan pasien dalam mendapatkan obat jika persediaan obat sesuai formularium nasional dirumah sakit kosong, tanpa dipungut biaya apapun. Pasien hanya perlu membawa copy resep, fotokopi BPJS dan fotokopi KTP/KK,” jelas Abdul Rahman, Kamis (07/09/2023).
“Untuk kedepannya, Instalasi farmasi berencana akan mengembangkan layanan motor obat bagi pasien Geriatri atau pasien Lanjut usia. Pelayanan ini disediakan agar mengurangi antrian dan kerumunan di rumah sakit serta pasien geriatri/lanjut usia bisa langsung pulang setelah berobat tanpa menunggu lama di farmasi untuk mendapatkan obat mereka,” imbuhnya. (kominfo-sp)