LUWU TIMUR,Timuronline – Tragedi kecelakaan kapal diberbagai wilayah di Indonesia yang menelan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit, mengundang keprihatinan masyarakat Luwu Timur.
Pasalnya, di wilayah ini juga terdapat dua danau yang tiap harinya juga dimanfaatkan warga untuk melakukan perjalanan penyeberangan.
” Kita sedih melihat apa yang menimpa saudara-saudara kita di Medan, Makassar dan Selayar. Harta benda mereka sesaat lenyap karena kecelakaan kapal. Bukan hanya itu, korban jiwa pun ada, bahkan di Medan hingga saat ini puluhan bahkan mungkin ratusan jiwa belum ditemukan,” Tutur Rusman, warga Malili kepada Timuronline, Rabu (04/07/18).
Rusman berharap agar kejadian yang sama, tidak terjadi di Luwu Timur.
” Ini kejadian luar biasa yang terjadi di negeri ini. Jangan sampai semua itu terjadi bukan karena faktor alam, melainkan kesalahan manusia,” Harapnya.
Menyikapi hal tersebut, Anggota DPRD Luwu Timur Fraksi Golkar, Najamuddin meminta kepada Pemerintah Luwu Timur khuusnya dinas terkait agar lebih memperketat pengawasan terhadap kapal-kapal penyeberangan baik itu yang ada di Towuti (Danau Towuti,red) maupun yang ada di Nuha (Danau Matano,red).
” Yang perlu kita awasi adalah jumlah penumpang. Jangan sampai melebihi kapasitas kapal. Kalau muatnya hanya 50 orang, jangan dilebihkan. Ini demi keselamatan penumpang,” Tegas Naja
Dia menambahkan, pemerintah wajib mengecek laik tidaknya kapal untuk beropersi.
” Kita cek kelengkapan kapal, seperti pelampung untuk keselamatan penumpang, izin berlayar atau beroperasi, dan sebagainya. Kalau semuanya sudah kita jalankan, saya yakin, hal-hal yang tidak kita inginkan bersama, tidak akan terjadi, Pungkasnya. (Redaksi)