LUWU TIMUR,Timuronline – Komisi II DPRD Kabupaten Luwu Timur menyimpulkan Kelangkaan LPG 3 Kg yang terjadi di Kabupaten Luwu Timur penyebabnya adalah Lemahnya Pengawasan dari Disdagkop dan Agen LPG terhadap masing – masing Pangkalan LPG. Untuk mengatasinya harus ada pengawasan yang ketat lagi disertai sanksi hukum yang tegas selain penutupan tempat usaha bagi Pangkalan yang nakal.
Demikian Kesimpulan dari Komisi II DPRD Lutim setelah mengupas tuntas soal kelangkaan LPG di Rapat Dengar Pendapat ( RDP ) dengan Disdagkop /UKM, Agen LPG dan Forum Persaudaraan Masyarakat yang menyuarakan ketimpangan dibalik Kelangkaan LPG di Luwu Timur.
RDP ini berlangsung di Ruang Aspirasi DPRD Lutim. Senin ( 03/02/2025). Di pimpin langsung Ketua DPRD Luwu Timur, Ober Datte, Wakil Ketua II DPRD Hj.Harisah Suharjo dan anggota Komisi II Lainnya.

Menurut Ober Datte, jika merujuk data penyaluran LPG dari Agen Harindo Desember 2024 sebanyak 85.681 tabung, dan Januari 2025 bertambah sebanyak 89.600 Tabung. Mestinya tidak boleh terjadi kelangkaan LPG 3 Kg di Lutim.Tapi fakta lapangannya Langka. ” Artinya ini ada kebocoran, masa barangnya bertambah tapi langka, ini baru data dari satu Agen yang kita sample, sementara di Luwu Timur ini ada Enam Agen LPG. ” Ungkap Ober Datte.
Sarkawi A Hamid juga mempertanyakan, kenapa di Zona Satu dan Zona Dua Pangkalan menjual LPG 3 Kg diatas HET yang ditetapkan pemerintah.
” Sekarang saya mau bertanya sama Agen ini berapa sebenarnya harga LPG di Pangkalan, kenapa sampai harganya di masyarakat bisa tembus sampai 40.000 pertabung. ” Tanya Sarkawi.
Pemilik Agen PT Harindo Gas Utama, Drs Lasalehe. Mengungkapkan harga LPG dari Agen ke Pangkalan untuk Zona Satu meliputi Burau, Mangkutana sampai Malili Rp. 17.500 pertabung. Dan Untuk Zona Dua Wasuponda, Nuha sampai Towuti harga Agen ke Pangkalan Rp. 19.950. Pertabung.
Oleh Pemerintah Daerah menetapkan HET LPG yang harus di taati Pangkalan Zona Satu Rp. 20.000 pertabung dan Zona Dua Rp. 22 000.
Karena lemahnya pengawasan, dilapangan, Pangkalan menaikkan harga jualnya menjadi Rp. 23.000 sampai 25.000 pertabung. Sehingga sampai di Pengecer harga jualnya melonjak jadi 35.000 bahkan sampai 45.000 pertabung.
” Permainan ini ada di Pangkalan, makanya Agen harus ada pengawasan yang khusus terhadap pangkalan ini. Jika tidak ada ketegasan ya begini – begini terus ini kondisi LPG.” Ungkap Sarkawi. (*)