Laporan : Erf
Editor : Rd
MAKASSAR, Timuronline – Pemprov Sulsel di bawah kepemimpinan Plt Gubernur, Andi Sudirman Sulaiman mengaku, akan tetap melanjutkan pembangunan Stadion Mattoanging. Hanya saja, skema penganggarannya tidak menggunakan dana PEN melainkan APBD ditahun 2022.
Kebijakan penggaran tersebut pun disoroti oleh Ketua Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD Sulsel, Selle KS Dalle. Pasalnya, jika membebankan APBD tentu pembangunan akan memakan waktu lama, bisa saja berlanjut ke pemimpin sulsel selanjutnya.
Padahal, Stadion Mattoanging adalah kebanggaan masyarakat Sulsel. Bahkan telah diperjuangkan oleh Gubernur Sulsel nonaktif, Prof HM Nurdin Abdullah (NA) sehingga mencapai kesepahaman antara Pemprov Sulsel dan pihak YOSS.
” Itu adalah hal yang penting untuk dihargai. Bahwa, ada iktikad baik dari Pak NA saat itu untuk membangun stadion sehingga melewati berbagai proses dengan YOSS. Oleh karena itu, apapun ceritanya, stadion harus dibangun kembali secara bersama dan bisa menjadi kebanggaan kita,” jelasnya, Jumat (21/5/2021).
Ia berharap Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman tidak setengah hati dalam membangun stadion bertaraf internasional itu. Perlu dikerjakan secara totalitas agar berusia sampai ratusan rahun yang akan datang dan menjadi salah satu karya monumental.
” Kami perlu ingatkan bahwa membangun stadion jangan setengah-setengah. Jangan asal-asalan sekedar memenuhi kebutuhan periode pemerintahan yang ada sekarang,” sebut Dg Selle sapaan karibnya.
Legislator fraksi Demokrat ini juga menilai peluang yang dijemput NA melalui dana PEN tidak ditangkap oleh Plt Gubernur Sulsel saat ini. Menurutnya, pemimpin tidak perlu ragu karena posisi pemerintah itu memang untuk mengurus rakyat dan daerah.
” NA pada zamannya sangat berani. Tidak bisa kita melakukan percepatan pembangunan kalau kita tidak berani mengambil kebijakan. Tetapi dengan catatan, harus sungguh-sungguh dan berada digaris lurus untuk kepentingan rakyat dan daerah, tidak untuk lain-lain,” kuncinya.
“Skema pinjaman tidak ada salahnya. Utang tidak selamanya negatif, ambil sisi positifnya. Jika utang itu kita ambil dan dikelola dengan baik dan dimanfaatkan, pemerintah bisa fokus menggali potensi yang dimiliki lalu kemudian bisa melunasi utang secara tepat waktu,” sambung Dg Selle.
Sementara itu, kata Anggota DPRD Sulsel Komisi C Bidang Keuangan, Fahruddin Rangga, progres pembangunan stadion kelihatan tidak ada perkembangan sejak pembongkaran dan penggalian. Olehnya, ia mendorong agar tahap kedua dana PEN bisa tetap diperoleh.
” Karena jika pembangunannya akan menggunakan dana APBD murni, itu tentu berat untuk dilakukan secara sekaligus karena itu bukanlah biaya yang sedikit. Sementara banyak kepentingan rakyat yang ada dalam postur APBD itu,” terangnya.
Solusi paling terbaik, kata Fachruddin adalah dana PEN harus diupayakan. Jika itu didapatkan maka stadion akan cepat diselesaikan.
Legislator fraksi Golkar ini turut menyayangkan redesain yang akan dilakukan oleh Pemprov Sulsel. Sebab, dana yang digunakan untuk desain awal tidak sedikit dan akan sia-sia jika tidak dilanjutkan.
” Untuk desain, kami sangat sayangkan jika redesain, bisa sia-sia desain awal yang biayanya tidak sedikit. Kalau hanya mau dibenahi sedikit, saya fikir konsultan perencanaan awalnya bisa melakukan tetapi jika mau dirubah secara total sama saja buang-buang biaya,” jelasnya.
Dari supporter PSM, Presiden Red Gank PSM, Sul Dg Kulle menyebut, jika menggunakan APBD, maka Stadion Mattoanging pembangunananya akan lama. Belum lagi, jika terjadi pergantian pemimpin.
” Cukuplah Stadion Barombong yang jadi pelajaran besar untuk kita semua. Ini sebuah ironi karena menggunakan uang rakyat namun tidak ada yang sampai dengan tuntas,” tuturnya.
Sementara, kata dia, ada dana PEN yang disiapkan pemerintah yang mampu membungkus semua anggaran pembangunan stadion, kenapa tidak dimanfaatkan?.
“Terlalu pesimis bagi saya, jika harus menunggu APBD sebagai anggaran untuk pembangunan stadion. Dana yang digunakan akan terbuang sia-sia” pungkasnya.(*)