Ket Foto : Sekda Bahri Suli dan Ketua DPRD Luwu Timur saat meninjau para pedagang yang ada di PNM
LUWU TIMUR,Timuonline – Ditandai pengguntingan pita ole Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Luwu Timur, Bahri Suli, Senin (19/02/18) Pusat Niaga Malili (PNM) yang terletak di kawasan Puncak Indah akhirnya resmi beroperasi setelah beberapa lama tak difungsikan
Di hari pertama difungsikannnya pasar rakyat tersebut, para pedagang mulai dari pedagang pakaian, sembako, jajanan kue hingga pedagang ikan mulai mengisi kios serta lapak-lapak yang ada
” saya merasa bangga bisa hadir dan meresmikan pasar yang sudah lama kita nantikan bersama pemanfaatannya. Menyadari akan pentingnya keberadaan pasar maupun sarana perdagangan sebagai salah satu pendukung pembangunan masyarakat, maka pemerintah senantiasa mendukung pemanfaatan sarana perdagangan dan pemasaran bagi para pelaku usaha di daerah ini,” Terang Bahri Suli dalam sambutannya mewakili Bupati Luwu Timur
Lebih jauh Bahri menjelaskan salah satu yang menjadi penentu keberhasilan pemanfaatan pasar rakyat adalah pengelola yang capable.
” Dengan dibentuknya Koperasi Pasar (kopas) PNM ini, diharapkan kemampuan pengelolaan pasar ini dapat terlaksana dengan baik dengan partisipasi seluruh pengguna pasar sebagai anggota Kopas saat ini dan kedepannya,” Tambahnya
Ket Foto : Salah satu lost kering yang berada di PNM
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop-UKM), Rosmiaty Alwi mengatakan awalnya jumlah pendaftar di PNM mencapai 468 orang kemudian diverifikasi menjadi 280 orang yang dipersiapkan untuk mengikuti pengundian untuk kemudian berhak menempati PNM untuk berdagang
” Daya tampung PNM ini tidak seimbang dengan jumlah calon pedagang yaitu kios sebanyak 69, dan lost kering sehingga totalnya hanya 129 orang,” Urainya
Dengan daya tampung yang hanya mencapai 129 pedagang, beberapa pedagang yang ditemui pewarta Timuronline meminta kepada pemerintah untuk menambah kios dan lost mengingat bagian tengah PNM masih kosong dan dapat dibangun kios dan lost
” Kasihan kita pak tidak kebagian, padahal kami ini sudah lama berdagang di pasar sentral Malili sebelumnya,” Keluh Rano, salah seorang pedagang ikan. (Redaksi/TO)