Laporan : Rd
LUWU TIMUR,Timuronline – Mulai 2018, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menjalankan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dengan periode lima tahunan (jangka panjang) yang berbasis pada kemitraan tiga pilar—Pemerintah, Perusahaan, dan masyarakat. Di sektor ekonomi, PPM mewadahi pembinaan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kabupaten Luwu Timur. Tujuannya adalah mendorong UKM agar menembus pasar yang lebih luas yang pada akhirnya mewujudkan kemandirian berkelanjutan.
Dalam PPM, pembinaan adalah kata kunci. Sepanjang 2019-2020, para pelaku UKM akan diberi pelatihan bulanan dalam kelas dengan kurikulum yang terstruktur. Menyerupai sebuah sekolah. Kurikulum disusun berdasarkan identifikasi beragam tantangan yang dialami pelaku UKM di wilayah pemberdayaan PT Vale. Pembukaan kelas pelatihan dilakukan di Pusat Oleh-Oleh Kareso, Sorowako, pada Kamis, (04/07/19)
“Melalui diskusi Perusahaan dengan Pemerintah Daerah, konsultan, dan masyarakat, dukungan PT Vale terhadap pemberdayaan masyarakat sangat tepat ketika diarahkan pada kegiatan ekonomi mikro, kecil, menengah. Terutama kegiatan UKM yang memberi dampak dari hulu ke hilir atau multiplier effect. Kami punya cita-cita mengantarkan produk-produk UKM unggulan Luwu Timur untuk menembus pasar regional bahkan nasional,” kata Senior Coordinator PTPM Livelihood Laode M. Ichman dalam seremoni pembukaan pelatihan UKM.
Sementara Andi Polejiwa yang mewakili Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disdakop-UKM) Luwu Timur menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari solusi peningkatan kualitas SDM pelaku UKM. “Pelatihan UKM secara berkesinambungan ini juga menjadi implementasi kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UKM,” kata Andi Polejiwa sekaligus membuka kegiatan pelatihan secara resmi.
Kelas pelatihan diikuti oleh 283 pelaku UKM yang dibagi menjadi tiga klasifikasi, yakni UKM Pemula, Menuju Mandiri, dan Mandiri. Kurikulum disesuaikan dengan klasifikasi UKM. Untuk Pemula, materi yang diberikan seputar rencana bisnis, teknik pembukuan, pemasaran dasar, legalitas produk dan usaha dasar. Sementara bagi UKM Mandiri, materi pelatihan yang diberikan adalah tentang manajemen SDM, strategi pemasaran lanjutan, hingga e-commerce. Selain rangkaian materi yang dibawakan oleh pengurus Asosiasi UKM Mutiara Timur, “sekolah UKM” juga diwarnai dengan analisis kendala, analisis progress, dan pencarian solusi untuk tiap UKM.
“Sebagai contoh, sesuai rencana pengembangan kawasan, sektor pariwisata menjadi fokus di Kecamatan Nuha. Peran UKM sangat strategis di masa mendatang, saat para wisatawan berkunjung melihat keindahan alam dan budaya Sorowako, mereka sekaligus menjajal aneka produk olahan khas yang diproduksi pelaku-pelaku UKM se-Kabupaten Luwu Timur,” harap Laode M. Ichman. (Redaksi)