Vale dan Dampak Sosial Terhadap Masyarakat

Vale dan Dampak Sosial Terhadap Masyarakat

38 Tahun lalu, saya dilahirkan di sebuah desa kecil di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan. Desa itu bernama Desa Balantang, desa yang masyarakatnya hidup dalam penuh kedamaian. Sebagian besar masyarakat mencari nafkah hidup sebagai nelayan. Bukan tanpa alasan sih sebenarnya. Di desa yang merupakan salah satu desa tertua di Kabupaten Luwu Timur ini berada sungai yang tembus langsung ke Teluk Bone.

Pula selain nelayan, warga disini menggantungkan hidup sebagai seorang karyawan atau buruh pabrik. Hal itu dikarenakan, disini berada sebuah pelabuhan bongkar muat milik perusahaan penghasil nikel yang sangat besar. Yah, siapa yang tak kenal dengan PT. Vale Indonesia,Tbk atau dulunya bernama PT. Inco,Tbk.

Sebuah pepatah mengatakan “dimana ada semut disitu ada gula”. Seperti itupula yang dirasakan masyarakat di desa saya ini, dimana keberadaan PT.Vale Indonesia sejak 5 dekade  ini telah banyak membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat khususnya dalam mengangkat ekonomi masyarakat menjadi lebih baik.

Bukan hanya di desa saya, Desa Balantang, kehidupan masyarakat di 4 kecamatan yakni Kecamatan Malili ( Desa Baruga, Desa Ussu, Desa Wewangriu, Kelurahan Malili, Desa Puncak Indah, Desa Laskap, Desa Pongkeru, Desa Pasi-pasi, Desa Harapan ), Kecamatan Wasuponda (Desa Wasuponda, Desa Tabarano, Desa Ledu-ledu, Desa Balambano, Desa Parumpanai, Desa Kawata), kemudian Kecamatan Towuti yang meliputi 18 Desa ( Desa Wawondula, Langkea Raya, Baruga, Asuli, Pekaloa, Timampu, Mahalona, Lioka, Tole, Libukang Mandiri, Buangin, Kalosi, Bantilang, Loeha, Rante Angin, Masiku, Matompi serta Tokalimbo ). Serta di Kecamatan Nuha ( Kelurahan Magani, Desa Matano, Desa Nikkel, Desa Sorowako serta Desa Nuha), pun merasakan dampak kehidupan yang lebih baik dari tahun ke tahun.  Ke-empat kecamatan ini masuk dalam wilayah pemberdayaan PT. Vale Indonesia.

Bukan hanya dari sisi warga memilih bekerja sebagai karyawan baik itu dibawah naungan langsung PT. Vale Indonesia maupun perusahaan-perusahaan kontraktor yang berada dibawahnya, sisi positif dari keberadaan perusahaan asal Brasil yang melakukan penambangan di wilayah Sorowako ini, juga karena ditunjang oleh tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa kita kenal dengan nama Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat sebagai kewajiban yang dipenuhi oleh pihak perusahaan yang tujuannya selain akan berkontribusi pada pengembangan lingkungan dan masyarakat sekitar pula menjalin hubungan antar seluruh stakholders dengan pihak perusahaan.

Nah, kali ini saya ingin bercerita tentang CSR PT. Vale Indonesia dan manfaatnya yang telah dirasakan oleh masyarakat 4 wilayah pemberdayaan.

Berbicara soal CSR pasti erat hubungannnya dengan Sustainable Development atau Pembangunan berkelanjutan. Kenapa demikian, yah sudah jelas, PT. Vale Indonesia dalam menjalankan bisnisnya tentu ingin memastikan bahwasanya keberadaan perusahaan dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan tak kalah pentingnya bagi lingkungan, nah salah satunya melalui CSR.

Dulunya program CSR ini dikenal masyarakat dengan Program Community Development (Comdev), namun di tahun 2013 lalu. Kala itu, PT. Vale Indonesia meluncurkan program bernama Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) sebagai turunan program CSR ini yang berbasis pada pengembangan masyarakat wilayah pemberdayaan. Program PTPM ini lalu dikembangkan lagi menjadi Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) dengan melibatkan 3 pilar, yakni Pemerintah, PT. Vale Indonesia dan Masyarakat sebagai penerima manfaat.

Kenapa harus melibatkan 3 pilar ? Pertanyaan ini kerap kali saya temukan khususnya dari masyarakat. Bukan tanpa alasan. Dahulu dana CSR yang turun langsung ke masyarakat terkadang hasilnya tidak tepat sasaran bahkan terkesan bantuan CSR ini hanya ditujukan kepada kelompok-kelompok tertentu saja. Hal itu karena tidak adanya pengawasan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait.

Saat ini, melalui PMDM, program CSR PT. Vale Indonesia bisa lebih terprogram dengan baik mulai dari usulan , perencanaan, pelaksanaan hingga kepada evaluasi program yang kesemuanya melibatkan peran serta pemerintah dan masyarakat.

Lantas, pertanyaannya kemudian, apakah program PMDM ini tak tumpang tindih dengan program yang bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD), APBD atau dana-dana lainnya  yang masuk ke desa ? Rupanya program PMDM ini tak hanya terfokus pada pemberian bantuan ke masyarakat saja melainkan juga peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) para pelaku.

Bukan hanya itu, program PMDM ini rupanya juga mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) sehingga program yang nantinya berjalan dapat terintegrasi dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, baik itu disektor pendidikan, infrastruktur, kesehatan, Lingkungan, Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan program-program lainnya.

Baiklah, kita kupas satu demi satu program-program PMDM yang telah terealisasi dan mendapat manfaat di tengah-tengah masyarakat

Sektor Pendidikan

Vale Indonesia sendiri memiliki komitmen yang tinggi untuk memback-up peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Luwu Timur selain dari program-program pendidikan yang telah dan sementara dilakukan oleh pemerintah, salah satunya pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

PMDM tercatat telah membangun 22 ruang kelas belajar PAUD. Bukan hanya itu, kegiatan rehabilitasi pun tak luput dari perhatian.

Di Kecamatan Towuti, sebuah Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) dibangun di Desa Pekaloa dengan dana Rp50 juta dan Desa Lioka membangun TK Al-Hijriah dengan dana Rp 44.100.000.

Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha yang sumber dananya diambil sepenuhnya dari PMDM senilai masing-masing Rp 80 juta. Untuk perbaikan PAUD sendiri dilakukan di Desa Nuha. Bangunan PAUD tersebut dimanfaatkan sebagai tempat belajar para siswa kelompok bermain (KB) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), karena selama ini anak-anak belajar mengaji di teras masjid.

Selain itu, PT. Vale juga memberikan bantuan berupa bangunan semi-permanen yang dijadikan ruang bermain, WC, dan aneka alat permainan dalam dan luar ruang di TK Islam Terpadi Budi Utomo yang terletak di Desa Nikkel.

Untuk wilayah Kecamatan Malili, peningkatan sarana dan prasarana PAUD telah dilaksanakan di beberapa desa yakni Desa Puncak Indah, Desa Laskap dan Desa Harapan serta Desa Balantang

Sektor Kesehatan

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Kesehatan beberapa tahun lalu telah menggagas kerjasama dengan PT. Vale Indonesia terkait budidaya tanaman herbal. Bentuk kerjasama ini meliputi pelatihan dan pendampingan.

Selain itu, sekitar 40-an masyarakat di wilayah pemberdayaan juga diberi kesempatan mengikuti uji kompetensi pemijat refleksi. Tak tanggung-tanggung, kala itu PT. Vale Indonesia mendatangkan penguji dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi Pijat Refleksi Indonesia (LSK-PRI).

Pelatihan dan pendampingan intensif bagi pelaku UKM dengan sasaran standardisasi mutu, peningkatan volume produksi, serta perluasan akses pasar.

Untuk infrastruktur sendiri, PMDM telah membangun 1.317 unit jamban keluarga dan 13 unit Posyandu. Hal ini dianggap sebagai program “Good Practices” oleh Kementerian Desa sebagai penerapan dari UU Desa.

Dipenghujung tahun 2019 lalu, dunia dilanda bencana. Ya apalagi kalau bukan Virus Corona. Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut mengalami dampak dari virus dengan nama lain Covid-19 ini.

Warga di Kabupaten Luwu Timur pun akhirnya teridentifikasi virus corona. Berbagai upaya dilakukan Pemerintah daerah untuk menekan laju penyebaran virus Covid-19 ini. PT. Vale Indonesia pun tak tinggal diam.

Berbagai upaya dilakukan pihak perusahaan. Selain dengan upaya tracing terhadap seluruh karyawan, PT. Vale Indonesia juga berkontribusi dengan pemberian bantuan kepada Pemerintah Luwu Timur berupa alat kesehatan untuk menunjang penanganan Covid-19 seperti 10 tempat tidur medis, cairan disinfektan, thermo gun, baju anti-hazardous material, masker bedah, masker N95, dan sarung tangan karet serta  bantuan-bantuan lainnya.

Sektor Pembangunan Ekonomi

Pada kurun waktu 2013 – 2017, PMDM tercatat telah mendanai pembangunan jalan tani sepanjang 25.128 meter, membangun irigasi pertanian sepanjang 4.150 meter, dan membangun 5 unit Pujasera di 4 kecamatan pemberdayaan PT Vale.

Sebagai contoh pembangunan pujasera di Kecamatan Nuha, Kecamatan Towuti serta Kecamatan Wasuponda.

Dibangun di simpang tiga, Kelurahan Magani Kecamatan Nuha dengan menelan anggaran ratusan juta rupiah dan mulai beroperasi tahun 2016 lalu, keberadaan pujasera ini mengangkat ekonomi masyarakat dengan membuka lost atau warung aneka ragam makanan dan minuman.

Hampir tiap malam, pujasera ini selalu ramai pengunjung khususnya bagi warga sorowako yang didominasi karyawan yang ingin bersantai malam bareng keluarga.

Kondisi yang hampir sama terlihat di pujasera Towuti yang terletak di depan Pasar Wawondula. Sebanyak 22 kios pujasera pun dimanfaatkan masyarakat untuk mendobrak perekonomian.

Sementara itu, di Kecamatan Wasuponda, Pujasera terletak di samping Tugu Nanas atau tepat di jalan poros Malili – Sorowako. Di tempat ini ada 10 pujasera yang berdiri. Masyarakat memanfaatkannya dengan berjualan makanan dan minuman.

Tak jarang, warga yang melintas singgah disini untuk beristirahat dan mengisi perut yang lapar sepanjang perjalanan. Pun demikian dengan warga lokal yang memilih pujasera ini sebagai pengganti apabila di rumah tidak tersedia makanan.

Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari 10 ribuan untuk minuman dan 25 ribuan untuk makanan.

Kita beralih ke aspek sosial pembangunan ekonomi.

Kita ketahui bersama, saat ini PT. Vale Indonesia memiliki 3 (tiga) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

  1. PLTA Larona
  2. PLTA Balambano
  3. PLTA Karebbe

PLTA LARONA

PLTA Larona berkapasitas 165 Megawatt (MW). PLTA ini sendiri dibangun sekitar tahun 1976 dan mulai beroperasi tahun 1979. PLTA tipe Rock Fill With Concrete Face ini memiliki 3 Turbin dengan kanal sepanjang 6.969 Meter.

PLTA BALAMBANO

Dibangun di Desa Balambano Kecamatan Wasuponda, PLTA Balambano memiliki 2 Turbin dengan kapasitas bendungan mencapai 110 Megawatt (MW). Pembangunannya dimulai pada tahun 1995 dan selesai pada tahun 1999.

PLTA KAREBBE

PLTA yang satu ini merupakan PLTA yang mulai beroperasi pada tahun 2011 lalu. Dengan produksi daya listrik sebesar 90 Megawatt.

Terletak di Desa Laskap Kecamatan Malili, bendungan Karebbe memiliki tipe Low Cement Conventional Concrete (LCCC) dengan dua turbin raksasa.

Lantas apa keuntungan yang diperoleh masyarakat dengan hadirnya 3 PLTA atau bendungan raksasa milik PT. Vale ini ?

Vale Indonesia melalui tiga PLTA ini telah mendistribusikan sebesar 10,7 MW kepada masyarakat melalui PLN dan Pemerintah. Dengan adanya tiga PLTA itu juga, PT. Vale Indonesia secara langsung telah membantu peningkatan pendapatan masyarakat melalui proyek terpadu pengamanan sebanyak 127 tower melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ada lima desa di wilayah pemberdayaan yang mendapatkan imbas positif dimana jalur transmisinya merupakan jalur pendukung produksi usaha masyarakat.

Sektor Pertanian

Kegiatan unggulan Kemitraan Strategis adalah Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB). Melalui PSRLB, petani mendapat pelatihan dan pemdampingan budidaya padi ramah lingkungan dengab System of Rice Intensification (SRI) Organik. Perlahan, petani yang sudah puluhan tahun terbiasa menggunakan pola konvensional dengan penggunahan bahan kimia secara masif, beralih ke pertanian ramah lingkungan.

SRI Organik kini telah dipraktikkan oleh 196 petani di lahan seluas 83,9 hektar di 9 kecamatan se-Luwu Timur.

Petani binaan PT Vale menghasilkan beras berlabel “Matano Rice” yang sudah mendapat sertifikat organik berskala nasional dari lembaga sertifikasi INOFICE.

Pemberdayaan Tenaga Kerja

Dari sisi penyerapan tenaga kerja, PT Vale memiliki karyawan berjumlah 3.165 orang pada akhir 2017. Sebanyak 2.929 orang atau 92,5% dari total karyawan berasal dari area Sulawesi dan 2.759 karyawan atau 87,2% merupakan masyarakat dari Kabupaten Luwu Timur.

Kegiatan peningkatan kapasitas karyawan terus dilakukan melalui berbagai pelatihan dan standardisasi profesi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PT Vale yang mendapat akreditasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Beberapa waktu lalu, Presiden Direktur PT. Vale Indonesia, Febriany Eddy mengungkapkan dalam waktu dekat, pihaknya akan menerima ribuan tenaga kerja.

Sarana Olahraga

Telah banyak sarana olahraga yang telah dibangun oleh PT. Vale yang tersebar di seluruh kecamatan wilayah pemberdayaan. Mulai dari pembangunan Lapangan Futsal, Lapangan tenis hingga sarana olahraga lainnya.

Bukan hanya pembangunan fisik, PT. Vale juga banyak berkontribusi terhadap ketersediaan atlet olahraga di Kabupaten Luwu Timur.

Yang terakhir, perusahaan Nikkel ini ikut andil dalam rangka Prakualifikasi Pekan Olahraga Provinsi (Praporprov) ke XVII Tahun 2021.

Dengan berkolaborasi dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Luwu Timur, PT. Vale memberikan logistik bagi atlet yang melakukan pemusatan latihan (Training Center) berupa penyediaan 2 lapangan Volly Pantai.

Sebagai kesimpulan dari tulisan ini, saya sebagai warga yang hidup dan mencari nafkah di wilayah pemberdayaan PT. Vale Indonesia, tentu merasakan banyak hal positif sejak adanya perusahaan ini. Namun demikian, seperti kata pepatah lainnya, “ Tak Ada Gading Yang Tak Retak “. Keberadaan PT. Vale di Bumi Batara Guru (Julukan Luwu Timur) tentu saja masih terdapat beberapa kekurangan. Kedepan, tentunya kita berharap semuanya bisa menjadi lebih baik.

Terima Kasih.