Timur Online, Media Zaman Now di Lutim

 

(M.Dahlan Abubakar, Tokoh Pers Sulawesi Selatan/Wartawan Utama No sertifikat Dewan Pers .183).

Bupati Luwu Timur Ir.H.Muh.Thorig Husler, didampingi Wakil Bupati Irwan Bachri Syam, Ketua DPRD Luwu Timur Amran Syam, dan sejumlah pejabat di Luwu Timur ditandai pengguntingan pita meresmikan beroperasinya media daring (online) pertama di Luwu Raya, ‘’Timur Online’’, Sabtu (17/2/2018) siang.

Pemimpin Redaksi ‘’Timur Online’’ Najamuddin, yang juga mantan wartawan Harian ‘’Pedoman Rakyat’’ dan kini menjadi anggota DPRD Luwu Timur mengatakan, kehadiran media daring ini kelak bukan lawan dari media yang ada, melainkan diharapkan menjadi kawan dan sahabat dalam mengembangkan informasi yang positif di daerah Luwu Timur.

‘’Di media ini tidak ada berita yang tidak terkonfirmasi. Mau pahit, mau manis, berita harus ada konfirmasi. Oleh sebab itu, tidak ada istilah hak jawab. Jika ada hak jawab berarti tidak dikonfirmasi (check and recheck),’’ kata Pengurus DPD II Golkar Kabupaten Luwu Timur ini.

Apa yang dikemukakan Najamuddin benar adanya, sebab sesuai dengan tagline ‘’Timur Online’’ cepat, tepat, dan akurat. Cepat dimaksudkan melampaui kesegeraan berita yang disiarkan media mainstream (arus utama). Sebagai media yang memanfaatkan teknologi komunikasi zaman now, jelas media seperti ini sangat sulit ditandingi kecuali oleh media radio dan televisi yang menyiarkan secara langsung suatu peristiwa. Tepat, ‘’Timur Online’’ harus memberitakan sesuatu sesuai apa adanya. Tidak ada nama dan data yang keliru. Semua berada dalam tataran yang sesuai apa adanya. Begitu pun dengan akurat. Ini berkaitan dengan ketelitian dan akurasi sebelum menurunkan sebuah berita, karena media ini tidak mengenal hak jawab atau hak koreksi atau pembetulan (ralat).

Media ini mengakomodasi berita lokal hingga mancanegara. Mulai dari Tana Toraja, Luwu Timur, Luwu, Luwu Utara, Palopo, Sulawesi Selatan, Nasional, dan mancanegara. Pada daerah-daerah tersebut ‘’Timur Online’’ menempatkan wartawannya yang kini sudah tercatat sekitar 40 orang. Pada setiap kabupaten di Luwu Raya ini masing-masing ditempatkan tiga wartawan.

‘’Media ini akan memberi solusi, bukan menzalimi, sehingga dapat mengawal Luwu Timur menjadi  daerah terkemuka,’’ kata Najamuddin.

Kehadiran media daring ini disambut hangat Bupati Luwu Timur Muh.Thoriq Husler. Kehadiran media ini merupakan langkah untuk menyebarkan informasi, baik pemerintahan, masyarakat, dan layak serta patut diketahui oleh masyarakat di Luwu Timur dan Indonesia umumnya. 

Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan memerlukan dukungan dari elemen masyarakat, terutama terkait yang dengan teman-teman yang menjadi mitra dalam bentuk media pers yang ada. Luwu Timur menjadi terkemuka melalui ‘’Timur Online’’ ini.   

‘’Media diharapkan dapat bersinergi dengan pemerintah dalam tugas dan fungsi masing-masing. Salah satu fungsi media adalah menyebarkan informasi dan juga memberikan kontrol terhadap apa yang dilaksanakan pemerintah,’’ujar mantan wakil bupati Luwu Timur tersebut.

 

Ciptakan Kepercayaan

Kehadiran media daring adalah satu keniscayaan. Kehadiran media daring (termasuk media sosial) telah mengubah alam jurnalisme di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan proses pengumpulan  berita, proses pembuatan, dan penyebaran berita. Persoalan yang dihadapi kalangan pers saat ini, informasi itu tidak hanya datang dari para pekerja pers, tetapi juga bersumber dari orang-orang biasa yang tentu saja masih perlu kita pertimbangkan kebenarannya. Ini masalah utama yang dihadapi media daring dan media sosial.

Hadirnya teknologi informasi yang berkembang pesat ini telah memberi ruang berkreasi kepada anak negeri. Banyak sektor usaha yang memanfaatkan media online ini untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Mulai dari sektor transportasi hingga kebutuhan sehari-hari. Pemanfaatan media daring ini telah mempermudah masyarakat berusaha dan memperoleh sesuatu. Di Makassar, seorang penjual sayur juga sudah berkomunikasi dengan gawai (gadget) dengan para pelanggannya.

Dalam kondisi seperti ini, media daring, seperti ‘’Timur Online’’ jelas harus melakukan konfirmasi sebagaimana dituntut oleh Pemimpin Redaksi ‘’Timur Online’’ (TO) Najamuddin. Wartawan TO tidak boleh serta merta memercayai informasi tersebut agar terhindari dari munculnya berita hoax (berita bohong). Berita hoax akan menimbulkan ketidakpercayaan publik pembaca terhadap media tersebut. Menjaga kepercayaan itu jauh lebih sulit daripada merebut kembali kepercayaan yang hilang.  Sebab pada prinsipnya, orang hanya percaya satu kali. Ketika dia pernah melakukannya sekali, khalayak cenderung akan berpikir untuk percaya lagi. Di dalam benaknya, dia pernah merasa terganggu dengan ‘’kesalahan’’ media tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan, banyak media daring yang muncul apa adanya dengan mengandalkan kecepatan tanpa ketepatan dan akurasi. Kecepatan media-media tersebut kerap mengabaikan prinsip jurnalisme yang sudah baku dipahami insan jurnalis. Peristiwa yang ditampilkan adalah penggalan  atau informasi yang belum dikatakan sebagai berita karena sebagian rumus (5W+H) ‘’ditelantarkan’’ alias terabaikan.

Praktik seperti ini merupakan produk wartawan zaman now yang minus. Oleh sebab itu, para kru TO harus mampu menutup kelemahan-kelemahan yang terjadi di beberapa media daring yang lain. Hanya dengan cara menyempurnakan kesalahan dan kekurangan mereka, TO dapat dilirik sebagai sahabat dan media daring yang menjadi sobat.

 

Sediakan yang Dibutuhkan

            Salah satu kunci keberhasilan satu media, apa pun jenisnya, adalah mampu menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh khalayak. Artinya, media itu mampu menyediakan informasi yang diperlukan oleh seluruh khalayak kapan pun. Google.com  menjadi rujukan dan acuan khalayak mampu menyediakan seluruh informasi secara instan yang diperlukan pengguna gawai. Google seolah menjadi kamus informasi cepat saji.

            Berkaitan dengan aspek ini, TO harus menyediakan informasi apa sebenarnya yang diperlukan masyarakat Luwu Timur khususnya. Artinya, ketika masyarakat ingin mengetahui sesuatu maka mereka akan menemukannya di TO. Ketika masyarakat Kota Malili mendengar raungan sirene mobil pemadam kebakaran, masyarakat akan tahu cukup dengan membuka TO, meskipun dalam bentuk berita ‘’flash’’, berita singkat dulu.

 Sekadar contoh, harga-harga bahan pokok mungkin menarik, karena berkaitan dengan kebutuhan masyarakat. Informasi penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak tidak boleh diabaikan. Informasi-informasi ini dapat disajikan sesuai segmentasi kehidupan masyarakat.

            Kehadiran media daring, saya tidak mengatakan akan mengambilalih peran  media arus utama, tetapi memberi kemudahan kepada para pengguna telepon pintar memperoleh informasi. Media daring akan memberi kemanjaan kepada khalayak secara luar biasa. Kita dapat membayangkan, sambil menonton pertandingan sepakbola dan baring-baring di tempat tidur mereka dapat membuka gawainya untuk mencari informasi melalui media daring, TO misalnya. Kebutuhan dan kecenderungan inilah yang harus dipenuhi dan diberikan oleh TO.

            Saya mengamati, pada media daring yang sudah ada, cenderung menyuguhkan kepada khalayak berita-berita keras (hard news). Misalnya, berita tentang pembunuhan, konflik partai politik yang berujung kepada ketegangan, dan sebagainya. Berita-berita seperti itu berpotensi membuat khalayak tergiring menjadi tegang dan berujung – mungkin – pada stress.

Ketika media daring menyajikan berita-berita ringan (soft news) dapat membuat perasaan khalayak pembaca menjadi tenang. Boleh jadi dapat berubah menjadi tersenyum dan tertawa jika membaca berita yang bersifat humor dan anekdot. Oleh sebab itu, cari atau simaklah berita-berita ringan yang dapat dibuat dalam bentuk ‘’feature news’’ (berita khas) yang mengandung nilai-nilai ‘’human interest’’. Berita-berita seperti ini dapat diperoleh dengan kepekaan tersendiri dari sang jurnalis. Selalu mampu memilah informasi yang terkadang muncul justru dari suatu peristiwa utama. Berita seperti ini di dalam jurnalisme disebut ‘’news behind the news’’ (berita di balik berita). Pada umumnya, wartawan zaman now tidak piawai menemukan berita seperti ini. Saya harap kru TO dapat memulainya.

Saya menutup catatan ini dengan mengutip apa yang dikemukakan Rudolf Dreikurs, seorang pendidik dan psikiatiris kelahiran  Vienna (Wina) 8 Februari 1897 dan meninggal dunia di Chicago 25 Mei 1972. Dreikurs salah seorang yang mengembangkan temuan psikiatris Alfred Adlers dari psikologi individual menjadi metode pragmatik guna memahami referensi perilaku atau sikap dan simulasi kerja sama anak tanpa sanksi dan penghargaan. Dia berkata:

‘’Kita dapat mengubah seluruh hidup kita dan sikap orang-orang di sekeliling kita hanya dengan mengubah diri kita’’.

Saya berharap ‘’Timur Online’’ dapat mengubah cara pandang khalayak sehingga menyenangi  kehadiran media daring ini. Selamat!