LUWU TIMUR,Timuronline – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV Burau mengklaim mayoritas pohon kelapa sawit yang ada di perkebunan tersebut kini telah berusia 33 tahun. Akibatnya, sudah tidak bisa berbuah dengan sempurna atau sudah tidak produktif lagi.
” Seharusnya ditebang dan diperbarui setelah umur pohon kelapa sawit tersebut mencapai usia 25 tahun,” Ujar Staf SDM PTPN XIV Burau, Agus Husain kepada pewarta Timuoonline, Sabtu (24/02/18)
Agus menambahkan, sekarang pihaknya hanya menaruh harapan kepada semua petani kelapa sawit yang ada di Burau serta di wilayah lainnya di Luwu Timur yang bisa dibeli buahnya untuk diproduksi.
” Membayar gaji karyawan pun sekarang susah. Yah makanya kita hanya mengandalkan kelapa sawit milik masyarakat dan hasilnya dijual untuk bayar gaji seluruh Karyawan. Saat ini harga CPO turun drastis jadi kami membeli buah petani Rp.1125/Kg, beda dengan harga sebelum,” Keluhnya
Bukan hanya itu, Agus melanjutkan mesin olahan milik PTPN Burau juga sudah tua dan setiap saat ada kerusakan. Hal itu berimbas pada kerapnya terjadi antrean panjang mobil angkutan kelapa sawit yang melakukan pembongkaran muatan
” Kami disini mengelolah buah kelapa sawit sekitar 400 ton/bulannya jauh lebih banyak dari sebelumnya. Meski demikian, kami akan tetap terus berusaha semaksimal mungkin untuk tetap beroprasi agar petani kelapa sawit lebih mudah menjual hasil perkebunan mereka,” Tambahnya
” Kami juga berharap agar segera bisa Replaynting dan berharap agar ada polding yang membantu, meskipun dalam bentuk pinjaman dana, agar bisa kembali normal seperti semua,” Pungkasnya (Rez/Red/TO)