LUWU TIMUR,Timuronline – Dalam kurun waktu 4 tahun (2013-2017), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Luwu Timur mengalami peningkatan yang cukup positif.
Pada tahun 2017 IPM Kabupaten Luwu Timur mencapai 71,46, meningkat 0,51 poin dibanding tahun sebelumnya, dengan pertumbuhan 0,72 persen. Angka pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 0,74 persen. Dengan nilai IPM di atas 70, berdasarkan klasifikasi United Nations Development Programs (UNDP), Kabupaten Luwu Timur telah mampu mencapai klasifikasi IPM tinggi (70 ≤ IPM < 80).
Berdasarkan data BPS Provinsi Sulawesi Selatan, IPM Kabupaten Luwu Timur berada dipoisi ke-4 setelah Kota Makassar (81,13), Kota Palopo (76,71), dan Kota Pare Pare (76,68). Pada level Kabupaten, IPM Kabupaten Luwu Timur berada pada peringkat pertama (71,46) disusul Kabupaten Enrekang (71,44).
Selama kurun waktu 2013-2017 Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten Luwu Timur terus meningkat. Artinya harapan seorang bayi yang baru lahir untuk dapat hidup lebih lama menjadi semakin tinggi. Saat ini AHH Kabupaten Luwu Timur sudah mencapai 69,79 tahun naik 0,8 tahun dari tahun 2016 (69,71).
Untuk indeks pendidikan, pada tahun 2017 rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Luwu Timur sebesar 8,20 tahun meningkat 0,32 poin atau 4,06 persen dari tahun 2016 (7,88). Angka ini merupakan peningkatan tertinggi selama 5 tahun terakhir. Dengan melihat angka 8,20 tahun berarti pendidikan rata-rata penduduk Kabupaten Luwu Timur mencapai tingkat SLTP. Sedangkan Harapan lama sekolah di Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2017 telah mencapai angka 12,79 tahun naik 0,01 poin dibanding tahun 2016 (12,78).
Pada indeks Perkembangan Paritas Daya Beli (ribu rupiah/ kapita) masyarakat Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2017 telah mencapai Rp 12.030.000 setahun perkapita naik Rp. 70.000 dari tahun 2016 (Rp. 11.960.000). Ini berarti bahwa perkembangan indeks pengeluaran (persen) di Kabupaten Luwu Timur mencapai 75,78 %.
Pencapaian kualitas manusia dari sisi kesehatan hingga tahun 2017 memiliki persentase terbesar dibanding dua dimensi lainnya (76,60 persen). Namun selisihnya tidak beda jauh dengan indeks pengeluaran (75,78 persen). Sementara untuk indeks pendidikan, persentasenya jauh tertinggal. Hingga tahun 2017 baru mencapai angka 62,86 persen. (Real Kominfo)