Ini Kronologi Penembakan Pria Ngamuk Oleh Polisi

LUWU TIMUR, Timuronline – Peristiwa penembakan pria ngamuk di Pasar Tomoni dan Pasar Mangkutana Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang sempat menghebohkan warga di dua wilayah tersebut akhirnya mendapat tanggapan dari pihak kepolisian

Kapolres Luwu Timur, AKBP.Leonardo Panji Wahyudi kepada pewarta Timuronline menceritakan kronologi penembakan tersebut

Kapolres Leonardo menuturkan awalnya sebelum ngamuk, pria yang diketahui bernama Amri (26 Tahun) tersebut sehari sebelumnya sempat minum pil PCC di rumahnya hingga kerap mempertontonkan tingkah aneh. Hingga keesekon harinya, keluarga korban sempat melarang korban untuk keluar rumah karena kondisinya yang kerap ngamuk

” Info dari keluarga, saudara korban bahkan sempat menyembunyikan motor korban karena melarang korban keluar rumah,” Tutur Kapolres

Namun, Senin (19/02/18) korban akhirnya keluar rumah dan menuju Pasar Tomoni. Di pasar tersebut korban sempat mengamuk dan mengambil parang milik pedagang. Tak lama kemudian, korban menaiki salah satu mobil truk yang tengah melintas dan singgah di Pasar Kawarasan, Kecamatan Mangkutana. Di pasar kawarasan tersebut korban kembali mengamuk dan merusak beberapa fasilitas tokoh milik warga setempat.

” Nah, saat itu seorang anggota TNI berusaha mengamankan korban bahkan sempat bergelut dengan korban. Alhasil, anggota TNI tersebut kena sabetan parang dibagian tangan sebelah kanan. Merasa tak aman, anggota TNI tersebut mundur dan pelaku sempat merusak motor anggota TNI tersebut dengan parang,” tambahnya

Tidak lama lanjutnya, anggota polisi dari Polsek Mangkutana datang dan hendak menenangkan korban. Lagi-lagi upaya polisi tak membuahkan hasil. Meski sudah diberikan tembakan peringatan bahkan pelaku sempat dilumpuhkan dengan timah panas dibagian paha, namun tetap pelaku ngamuk bahkan sempat melukai anggota polisi juga yang pada akhirnya polisi melepaskan tembakan dibagian perut pelaku

” Bukan hanya anggota TNI dan polisi, korban juga sempat bergelut dengan salah satu warga. Yah, tentunya tindakan yang kami ambil itu merupakan jalan terakhir untuk mengamankan masyarakat yang ada di sekitar tempat pelaku ngamuk,” Urainya

Kapolres Leonardo juga membantah kalau pelaku mengalami gangguan jiwa

” Dia normal kok, hanya saja dari keterangan keluarga, pelaku memang sempat mengkomsumsi pil PCC yang membuat dirinya kerap berbuat tindakan yang itu membahayakan orang lain,” Pungkasnya

Sebelumnya diberitakan, Amri terpaksa meregang nyawa saat perjalanan menuju Rumah Sakit I Lagaligo Wotu setelah sebelumnya mengamuk dan melukai beberapa orang dan ditembak oleh pihak kepolisian. (Redaksi/TO)