Ini 10 indikator Evaluasi Quick Wins Smart City

Laporan : Rs

Editor : Rd

LUWU TIMUR,Timuronline – Pemerintah Kabupaten Luwu Timur (Pemkab) Luwu Timur (Lutim) melalui Dinas Komunikasi dan Informatika melaksanakan Fasilitasi Tinjauan Lapangan (Field Evaluation) Gerakan Menuju 100 Smart City secara virtual di Aula Media Center Diskominfo-SP, Selasa (08/06/2021).

Pada kegiatan kali ini, Pemkab Lutim dibimbing langsung oleh Hary Febriansyah, sekaligus memberikan materi tentang Manajemen Risiko dan Tinjauan Lapangan secara daring ini akan digelar selama 2 hari kedepan yakni 08-09 Juni 2021.

Hary Febriansyah mengatakan bahwa, sebenarnya beberapa komponen sudah beririsan dengan kegiatan smart city ini guna mendukung Kepala daerah untuk mencapai tujuan sosial, ekonomi dan pendidikan.

” Jadi, dipersilahkan kepada teman-teman tim smart city Lutim untuk melihat kembali quick wins yang sudah eksisi kemarin mana yang masih berjalan dan mana yang harus berubah karena adanya baik covid ataupun adanya pergantian kepala daerah dan juga perubahan RPJMD. Cuma disini nanti ada beberapa poin yang akan kita kembangkan terhadap perubahan tersebut,” tambah Hary.

Ia mengungkapkan bahwa, nanti juga akan disampaikan Manajemen Risiko. Jadi di dalam struktur quick wins yang akan disampaikan dalam tinjauan saat ini harus didampingi dengan form manajemen risiko. Menurut Hary, ini merupakan suatu pembelajaran baru yang diharapkan bisa memberikan suatu kontribusi kepada kita semua bahwa manajemen risiko dan mitigasi risiko sudah harus ditandemkan kepada quick wins.

” Untuk kegiatan tinjauan lapangan dan nanti laporan finalnya itu, quick wins yang eksisi yang tidak berubah ataupun ada quick wins yang baru yang sedang dijalankan tahun 2021-2026 mohon didampingi dilampirkan dengan manajemen risiko. Dan ini nanti yang akan menjadi materi pemaparan dari kami untuk memberikan informasi tentang manajemen risiko dan juga materi tentang kesiapan Pemda menuju Kota Cerdas berdasarkan SNI yang sesuai dengan badan sertifikasi nasional,” ujarnya.

Hary Febriansyah melanjutkan, ada 10 indikator Evaluasi Quick wins Smart City yakni : Perumusan inovasi, Daya tarik inovasi, Manfaat inovasi, Keunikan inovasi, Peluang kemitraan, Potensi pengembangan, Keberlangsungan, Sumber daya, Manajemen risiko dan Keberlanjutan.

” Kenapa perlu manajemen risiko untuk Kota Cerdas?, untuk meminimalisir risiko yang akan terjadi karena Risiko perlu dikelola demi tercapainya tujuan inisiatif. dan untuk memiliki kesiapan dalam merespon jika risiko tersebut terjadi.,” tutur Hary.

Lanjut Hary, Risiko adalah efek ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future), apabila terjadi bisa menimbulkan suatu kerugian (Risiko negatif dari alam seperti Tsunami, Banjir, Tanah Longsor, Gempa Bumi) atau peluang (Risiko positif dari alam seperti Asuransi dan padat karya).

” Manajemen Risiko adalah suatu proses identifikasi, analisis, pengendalian, dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus risiko yang tidak dapat diterima. Sedangkan Mitigasi Risiko adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menghapus kerugian yang mungkin terjadi akibat risiko yang terjadi (bencana) yaitu dengan cara membuat persiapan sebelum terjadinya bencana,” tukas Hary Febriansyah. (ikp/kominfo)