- Laporan : Erwin
- Editor : Gusti Oka
Makassar, TimurOnline,- Forum Peduli Rohingya kembali menyalurkan bantuan yang merupakan amanah dari sejumlah donatur di Kota Makassar, Ahad (22/7/2018).
Sasaran kali ini adalah para istri pengungsi Rohingya yang berkewarganegaraan Indonesia dan berdomisili di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Penyaluran donasi yang dikemas dalam acara pertemuan Santunan untuk Berwirausaha bertema “Bersama Membantu Meringankan Beban Istri-Istri Pengungsi Rohingya di Kota Makassar.
Puluhan ibu-ibu datang bersama dengan suami mereka datang untuk mengambil bantuan di Sekretariat Forum Peduli Rohingya, Jalan Toddopuli 10, Nomor 40, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
Ketua Forum Peduli Rohingya, HM Iqbal Djalil, Lc., dalam pengarahannya, mengatakan bahwa santunan untuk berwirausaha itu benar-benar dipergunakan para istri Rohingya untuk membuka usaha dan tidak digunakan untuk hal lain.
Menurut anggota DPRD Kota Makassar tersebut, bantuan usaha itu sengaja diberikan karena para istri Rohingya itu tidak menjadi tanggungan dari organisasi PBB yang mengurusi masalah pengungsi, yakni UNHCR dan IOM.
“Sebenarnya donasi yang merupakan amanah ummat yang dititip ummat kepada kami ini untuk suami ibu-ibu, tetapi karena suami ibu-ibu tidak dilarang berwirausaha, sehingga kami pikir ibu-ibulah yang berhak dan berwirausaha dan mengembangkan sendiri,” kata Ustad Ije—sapaan akrabnya.
Total bantuan usaha yang dialokasinya mencapai Rp 40 juta untuk sekitar 20 istri pengungsi Rohingya.
Ustad Ije berharap kepada penerima bantuan agar tidak melihat jumalah nominal, mealainkan manfaatnya untuk untuk memulai usaha dan akan terus melanjutkan kegiatan ini bila bantuan ini benar-benar digunakan dengan baik.
“Kami tidak janji, tetapi akan kami berikan bantuan berikutnya apabila bantuan awal mampu dikembangkan. Dana ini sejatinya diputar. Jadikan modal usaha dan modal awal,” ujar Ustad Ije.
Sejumlah pengungsi Rohingya mersa sangat senang. Rosyid, misalnya. Pria beristrikan warga asal Parepare Sulawesi Selatan itu sudah berencana membuka usaha kecil-kecilan.
“Saya akan jual sayur-sayuran, Pak. Sudah ada tempat saya mau sewa, dan semoga bisa. Juga mau jual-jualan lewat online,” tukasnya.
Senada dengan Putri. Ibu rumah tangga asal Jeneponto, Sulawesi Selatan yang bersuamikan pengungsi Rohingya itu juga berjanji akan mempergunakan dana bantuan itu untuk membuka usaha jual barang campuran.
Berdasarkan data Forum Peduli Rohingya, total istri pengungsi Rohingya berkewarganegaraan Indonesia yang tinggal di Kota Makassar, sebanyak 20 orang. Rata-rata warga asli Sulawesi Selatan, dan dari Aceh, Medan, serta Nusa Tenggara Timur.
Latar belakang mereka dari keluarga kurang mampu. Tinggal di rumah kos yang tidak memiliki aktivitas dan penghasilan sendiri, kecuali merawat anak dan menunggu uang dari suaminya yang merupakan bantuan dari PBB sebesar Rp 1.250.000 per bulan.
Sekretaris Forum Peduli Rohingya, Irfan Abdul Gani, mengaku bahwa atas dasar itulah yang mendorong pengurus untuk mengalihkan sebagian dana bantuan. Ia menjelaskan, penyaluran bantuan yang merupakan amanah dari sejumlah ormas, kelompok masyarakat, dan warga secara perorangan di Kota Makassar ini adalah kesekian kalinya.
Irfan Mengatakan bahwa bantuan dana tunai guna meringankan beban pengungsi Rohingya, sudah sering dikeluarkan. “Karena dana di kami sangat terbatas, maka proses penyalurannya pun seadanya. Semisal ada pengungsi Rohingya yang sangat butuh, maka kami salurkan,” terang Irfan. (Red)