Laporan : Rd
LUWU TIMUR,Timuronline – Warga di Desa Malili dan Kelurahan Malili Kecamatan Malili panik dan berhamburan keluar rumah, Kamis (13/12/18). Mereka panik lantaran mendengar sirine tanda “siaga” milik PT. Vale Indonesia dikarenakan kondisi curah hujan yang tinggi beberapa hari ini membuat 3 DAM milik perusahaan nikel tersebut tidak mampu lagi menampung debit air yang terus meninggi dan diperkirakan akan mengalami keretakan.
Warga kedua wilayah tersebut oleh tim gabungan rescue antara lain PT. Vale, Pemerintah, TNI dan Kepolisian dikumpul disuatu tempat untuk selanjutnya dievakuasi ke titik induk yang lebih aman. Namun demikian, beberapa warga terluka akibat panik dan langsung mendapatkan pertolongan medis.
Kejadian menegangkan tersebut merupakan rangkaian simulasi implementasi Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Seri Sungai Larona di Malili yang digelar PT.Vale Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur.
” Simulasi ini untuk meningkatkan kewaspadaan kita ketika menghadapi kondisi-kondisi yang tidak kita inginkan bersama. Tentunya selain kesiap-siagaan, pula diperlukan adanya komunikasi yang intens antara Vale Indonesia dengan Pemerintah serta pihak-pihak terkait lainnya,” Ujar Abu Ashar, Direktur EHS dan Engineering Construction PT. Vale Indonesia
Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Luwu Timur, Bahri Suli yang hadir dalam simulasi ini mengharapkan dengan adanya simulasi tersebut, masyarakat khsususnya di beberapa desa terdampak akan selalu siap siaga apabila kedepan sesuatu yang tidak diinginkan bersama, benar-benar terjadi.
” Bencana bisa datang dimana saja dan kapan saja. Tentu untuk menghindari adanya korban, perlu adanya pembekalan melalui simulasi ini agar semua aman dan terkendali,” Kata Bahri
Terpisah, Senior Manager Communications PT.Vale Indonesia Bayu Aji dalam penjelasan mengungkapkan kegiatan ini bertujuan memonitor, memberi panduan serta mengevaluasi kesiapan PT Vale sebagai pemilik bendungan seri Sungai Larona, pemerintah dan warga dalam mengantisipasi situasi darurat yang dapat menyebabkan luapan air. Skenario simulasi berupa evakuasi warga dari lokasi terdampak, peningkatan status darurat dari “Siaga” ke “Awas”, serta teknis pengakhiran kondisi darurat.
Simulasi RTD merupakan bagian dari ketentuan yang diatur dalam Dokumen Panduan RTD Bendungan Seri Sungai Larona yang telah disetujui dan ditandatangani Vale, BBWS-PJ dan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur pada Juli 2017. Serta tindak lanjut pasca studi dan konsultasi penerapan RTD yang diatur sesuai UU Nomor 24/2007 (UU Penanggulangan Bencana), PP Nomor 37/2010 (PP Bendungan) dan beberapa Permen terkait penanggulangan bencana dengan pihak-pihak terkait.
PT Vale memiliki tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yakni Larona (1978), Balambano (1999) dan Karebbe (2011) dengan total tenaga listrik dihasilkan sebesar 365 megawatt di aliran Sungai Larona untuk mendukung operasi Perusahaan. (Redaksi)
,