MAKASSAR, Timuronline – Jumlah penduduk yang masuk ketagori stunting (bertubuh kerdil karena gizi buruk) di Sulawesi Selatan pada tahun 2015 tercatat 34,1% naik menjadi 35,6% pada tahun 2016. Namun pada tahun 2017 angka ini turun menjadi 34,8%.
” Jika angka pertumbuhan stunting ini naik terus sangat berbahaya bagi pertumbuhan generasi emas di Sulawesi Selatan,” kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan, Rini Riatika Djohari ketika membuka pertemuan Pengembangan Media Penyiapan Generasi Emas Sesuai Kearifan Lokal di Hotel Same Makassar, Kamis (22/03/18) petang.
Rini mengatakan, stunting dapat dicegah dengan memberi pemahaman dan penyuluhan kepada orangtua agar memperhatikan gizi anak-anaknya. Perbaikan gizi ini harus dimulai sejak hingga 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Jika angka stunting ini kian parah, maka generasi emas bangsa ini akan sulit dicapai.
” Kepada para ibu agar memperlakukan bayi-bayinya dengan baik selagi masih dalam kandungan. Hamil itu harus dipersiapkan dengan baik,” ujarnya.
Ketua Panitia Pelaksana kegiatan, Siti Sulfiani melaporkan, kegiatan tersebut diikuti 48 peserta yang terdiri atas konsultan, sekretaris, Ketua Bidang KSPK, Kabid Data, camat, kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas lapangan KB, dan kader Bina Keluarga Balita (BKB) perwakilan 10 desa proyek prioritas di Kabupaten Enrekang.
Agenda kegiatan, kata Sulfiani, paparan menyangkut ” Kebijakan dan Strategi Prioritas Nasional 1000 HPK guna menurunkan stunting (dibawakan Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel), Peran BKKBN dalam penyiapan generasi emas melalui 1000 HPK oleh Evi Ratnawati, Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, Peran Gizi dalam Upaya Mencegah Stunting oleh dr.Nur Ashari serta Kebijakan Nasional dalam mencegah Stunting di Indonesia oleh dr.Hadarati Razak),
” 1000 HPK Mengapa Penting dibawakan Dr.dr.Maisuri T.Chalid, Peran Pemda dalam Penurunan Angka Stunting oleh Dra.Hj Subaedah Bando dan Media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) 1000 HPK dibawakan Drs.Gaffar.
” Tujuan kegiatan ini memberikan informasi dan pemahaman tentang pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan yang berkaitan dengan penurunan angka stunting dan meningkatkan kemampuan dalam meningkatkan koordinasi advokasi, sosialisasi, dan monitoring dan evaluasi,” kunci Sulfiani. (mda/red).