Menu

Mode Gelap
Pemdes Lewonu – Baznas Kolaborasi Salurkan Bantuan Penangan Stunting Komisi III DPRD Lutim Minta PT. PUL Bangun Fly Over Agar Tak Ganggu Masyarakat DPRD Lutim Gladi Pelantikan Anggota DPRD PAW Yusuf Pombatu Komitmen dalam Penerapan SDGs, PT Vale Raih Lima Penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals 2024 Dorong Pemberdayaan Ekonomi dan Sosial, PTVI Terima Tamasya Award di Minerba Expo 2024 Luwu Timur Segera Miliki Sirkuit Balap, Andi Tabacina : Mohon Doanya

SULSEL

Asisten Umum Kejakgung Raih Doktor ‘’Cumlaude’’ di Unhas

badge-check
  • Laporan  : Mda
  • Editor     : Rifal

Foto : Timuronline/Mda

MAKASSAR, Timuronline –  Muhammad Yusuf yang kini menjabat Asisten Umum Kejaksaan Agung RI, Jumat (27/7) meraih gelar doktor dengan yudisium ‘’terpuji’’ (cumlaude) di Fakultas Hukum Unhas.

Dekan Fakultas Hukum Unhas Prof.Dr.Farda Pattitingi  yang memimpin sidang promosi doktor pria kelahiran Bima 17 Agustus 1964 itu menyebutkan, Dr. Muhammad Yusuf mempertahankan disertasi berjudul “Kebijakan Hukum dalam Penanganan Illegal Fishing (Studi Perbandingan antara Indonesia dan Malaysia)”.

Muhammad Yusuf yang pernah menjabat Asisten Tindak Pidana Umum Kejati Sulsel (2014) tersebut menyelesaikan pendidikan selama tujuh semester dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,95 dan menerbitkan 3 karya jurnal
internasional. Bertindak sebagai promotor ayah enam anak (istri Hj Sitti Jamilah Yusuf) dan kakek satu cucu ini adalah Prof.Dr.Abd.Razak dengan ko-promotor Prof.Dr.Muhadar dan Prof.Dr.H.M.Said Karim merangkap penguji dengan penguji lainnya Prof.Dr.M.Syukri Akib, Prof.Dr.Muhammad Ashri, Dr.Zulkifli Aspan, dan penguji eksternal dari Universitas Udayana Denpasar, Prof.Dr.Ika Setiabudi.

Muhammad Yusuf dalam disertasinya menyimpulkan, efektivitas hukum terhadap kejahatan “illegal fishing” belum efektif, meskipun telah diterapkan sanksi administratif dan sanksi pidana guna mengurangi kejahatan tersebut. Juga
belum diaturnya pembagian kewenangan yang jelas dan mekanisme kerja yang pasti, sehingga terjadi tumpang tindih kewenangan dan konflik kepentingan dalam penanganan kejahatan ‘’illegal fishing’’.

” Perlu merevisi perundang-undangan perikanan dengan menjadikan korporasi sebagai subjek atau pelaku tindak pidana ‘’illegal fishing’’ dan mengatur pertanggungjawaban pidana korporasi, sehingga korporasi dapat dituntut dijatuhi pidana dan tidak sebatas pengurusnya saja,” saran Muhammad Yusuf. (Redaksi)

Lainnya

11 Peserta MTQ Lutim Lolos Final, Bupati Budiman Beri Semangat Langsung di Takalar

7 Mei 2024 - 22:16 WIB

MTQ Takalar

Buka Puasa Bersama KKLT Lutim, Wakil Bupati Sebut Kontribusi PT Vale Besar Dalam Pengembangan SDM

9 April 2024 - 18:34 WIB

Vale Indonesia

Pj Gubernur Sulsel Apresiasi PT Vale atas Dukungan Gerakan Sedekah Bibit dan Penghijauan

29 Maret 2024 - 20:13 WIB

Vale Indonesia

Bagikan Bingkisan ke 500 Anak Yatim dan 100 Panti Asuhan, PT Vale Dukung Program Amaliah Ramadan

19 Maret 2024 - 19:52 WIB

Vale Indonesia

Cegah Narkoba di Lingkungan Karyawan, PT Vale Teken MoU dengan BNN Sulawesi Selatan

9 Maret 2024 - 20:40 WIB

Vale Indonesia
Trending SULSEL