Laporan : Rd
LUWU TIMUR,Timuronline– Kita tentu tak lupa sejarah mencatat beberapa tahun silam, kabar gembira menghapiri para pencinta Sepak Bola di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kala itu pemerintahan dibawa komando H.Andi Hatta Marakarma dan Wakinya H.M.Thorig Husler berencana akan membuat Stadion Sepak Bola megah di Malili.
Mendapat bantuan amunisi dari Perusahaan Nickel, PT. Vale Indonesia, Pemerintah Luwu Timur waktu itu akhirnya memulai pembangunan Stadion yang digadang-gadang akan menjadi Stadion termegah di Indonesia bagian timur. Perusahaan besar plat merah, Nindya Karya pun menjadi pemenang proyek senilai puluhan Miliar tersebut.
Waktu berjalan, berbagai masalah pun lahir mewarnai pembangunan Stadion yang berada di Desa Puncak Indah kawasan hombes Malili ini. Dan akhirnya, mimpi masyarakat Luwu Timur memiliki stadion sepakbola megah pun sirna tatkala proyek tersebut terhenti di tengah jalan. Bahkan, parahnya pembangunan stadion tersebut hingga bergulir di meja hijau karena diduga merugikan negara miliaran rupiah.
Kini, ibaratnya bangunan stadion yang baru sampai pada pembangunan tribun penonton tersebut tak ubahnya bangunan sisa “penjajahan perang”. Bahkan sebagian masyarakat menyebutnya “Bangunan Uka-uka” atau tempat bersarangnya mahluk halus.
Memasuki era pemerintahan baru tahun 2016 lalu, harapan pun kembali lahir disaat, Bupati Luwu Timur, H.M.Thorig Husler dan Wakilnya Irwan Bachri Syam berjanji akan segera membangunan kembali Stadion yang diberi nama Stadion Sepakbola Malili tersebut.
3 Tahun berlalu, janji tersebut baru bisa ditunaikan. Yah tepatnya tahun ini, Pemerintah mengucurkan dana sebesar 2,5 Miliar melalui APBD 2019.
” Pembangunan kita mulai dari lapangannya dulu sesuai budget yang tersedia, baru kemudian kita sentuh bagian-bagian lainnya seperti tribun dan lain-lain,” Kata H.Hamris Darwis selaku Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Parbudmudora), Senin (24/06/19)
Hanya saja katanya, hingga kini proyek tersebut belum dilelang dan masih menunggu beberapa kelengkapan administrasi yang ada.
Akankah harapan dan mimpi untuk kali kedua itu kini akan menjadi sebuah kenyataan ? Dan masyarakat Luwu Timur betul-betul bisa menikmatinya ? Kita tunggu saja waktu yang akan menjawab. (Redaksi)